SATULIS.COM, BAUBAU – Puskesmas Wajo ditinggal dua dokter sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan. Buntutnya, pelayanan di Puskesmas tersebut sempat tidak berjalan normal seperti biasa.
Puskesmas yang terletak di Jln. Dr Wahidin Kelurahan Lamangga, Kecamatan Murhum itu sudah menempel pengumuman bahwa untuk sementara tidak menerima pelayanan poli umum berhubung terjadi kekosongan dokter umum. Masyarakat pun dibuat resah atas keadaan ini.
Kepala Puskesmas Wajo, Wa Ode Siti Nurbayani membatah adanya isu yang menyudutkan lembaganya soal sudah empat hari Puskesmas Wajo tidak memiliki dokter sama sekali.
“Soal tuduhan di Medsos itu tidak, sebab kejadian kekosongan dokter baru hari ini terjadi,” pungkasnya.
Dia menjelaskan kejadian sebenarnya bahwa Puskesmas Wajo memiliki enam dokter namun saat ini tinggal empat dokter. Sebab dokter kontraknya masih PTT di Raha sementara yang PNS masih ditarik di Puskesmas yang divinitif.
“Empat dokter yang masih ada, tiga diantaranya ASN, sementara yang satunya tenaga kontrak. Adapun yang tidak ada itu cuma dokter umum, tapi dokter gigi alhamdulillah masih ada,” tuturnya.
Untuk menjawab keresahan masyarakat tersebut, Nurbayani berjanji secepatnya menuntaskan masalah ini.
“Kami harap masyarakat jangan panik, kami sudah bersurat ke Dinas Kesehatan agar segera menyelesaikan problem dan Insya Allah besok sudah mulai stabil pelayananya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Baubau, Wahyu rela menanggung kesalahan atas polemik ini. Mantan Kepala Dinas Perhubungan ini tak mau menyalahkan siapapun.
“Intinya ini tanggung jawab saya. Saya telah melakukan kesalahan,” ujar Wahyu, Senin (9/9).
Macetnya pelayanan Puskesmas Wajo menurut dia, lantaran dr Pangeran dimutasi menjadi salah satu kepala bidang di RSUD Palagimata dan dr Aan sedang mengajukan pindah tugas ke Kabupaten Buton Selatan.
“Dua-duanya tidak ada yang menyampaikan informasi kepada saya bahwa dilantik dimana dan pindah kemana. Kalau tahu dari awal, saya antisipasi dengan mengusulkan ke Pak Wali atau Pak Sekda untuk menggeser dokter berlebih di Puskesmas lain,” tukasnya.
Memang sekitar sebulan lalu, akui dia, telah datang kepala Puskesmas Wajo melaporkan akan terjadi kekosongan dokter. Sejurus kemudian pihaknya menggelar rapat internal.
“Saat itu, ada masukkan agar bermohon ke atas (Wali Kota atau Sekda) untuk menggeser dokter dari Puskesmas lain. Tapi, katanya itu tidak bisa cepat,” imbuhnya.
Dokter Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, urai dia, terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS), pegawai tidak tetap (PTT) dan nusantara sehat (NS) rekrutan Kementerian Kesehatan. Pihaknya menghadapi situasi dilema untuk menempatkan dokter definitif
di Puskesmas Wajo.
“Kita tidak bisa sembarangan memanfaatkan dokter. Kita banyak dibatasi aturan. Jadi, kalau kita melanggar regulasi salah, tidak menempatkan
dokter masyarakat resah,” tuturnya.
Kata dia, penghentian sementara pelayanan di Puskesmas Wajo itu terhitung sejak Senin (9/9/2019). Namun, masyarakat sudah merasakannya sejak empat hari lalu tepatnya Sabtu pekan lalu.
“Tapi, Rabu atau Kamis ini pelayanan sudah kembali normal. Karena, ada dua dokter yang kita usulkan digeser ke Puskesmas Wajo. Mereka dari Puskesmas yang dokternya ada tiga, yaitu Kadolomoko, Lowulowu atau Bungi. Salah satu,” tambahnya. (Adm)