SATULIS.COM, WAKATOBI – Ketua Dewan Penasehat Persatuan Isteri Pegawai Bank Indonesia (PIPBI) Republik Indonesia (RI), Ririn Perry Warjiyo menyerahkan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Pokja kampung keluarga berkualitas rumah Sama Mola Utara, Kecamatan wangi-wangi Selatan, berupa bantuan sarana prasarana pendukung penanganan stunting.
Dalam sambutannya, Ririn Perry Warjiyo mengatakan, menurut WHO batasan prevelensi stunting suatu wilayah adalah 20 persen. Saat ini stunting di Wakatobi sudah di bawah batasan tersebut, yaitu 13,7 persen. Namun jumlah stunting masih dapat di minimalkan melalui berbagai program untuk dapatkan SDM yang cerdas, sehat dan kuat.
Sehingga saat ini pemerintah sangat fokus terhadap pembangunan Sumber daya manusia (SDM) dimulai sejak masa kandungan dengan menekankan penurunan stunting melalui program nasional yang di lakukan secara holistik, integritas, dan berkualitas melalui koordinasi, sinkronisasi antara kementerian lembaga pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa serta stek holder.
“Kami juga berupaya pencegahan stunting melalui poin ke tiga, di Wakatobi, khususnya di desa Mola Utara, yaitu memberikan bantuan pembangunan toilet dengan pendukung prasarana air bersih. Harapannya Desa Mola Utara bisa mendapatkan sanitasi yang layak dan baik,” ujarnya, Senin ( 26/12/2022).
Menurutnya, Sanitasi yang baik adalah salah satu kunci pencegahan stunting dengan selalu menjaga kualitas air karena menurut riset kementerian kesehatan RI, 40 persen stunting dapat di sebabkan oleh gizi buruk. Sementara 60 persen lainnya tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk.
“Pembangunan toilet dan pendukung sarana air bersih diharapkan 60 persen permasalahan stunting dapat teratasi. Harapan kami bantuan toilet dan prasarana air bersih dapat di jaga dan di rawat sehingga kualitas air di Mola Utara dapat terjaga dan kedepannya stunting bisa berkurang dan tumbuh SDM kuat dan sehat,” ungkapnya.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Wakatobi yang juga Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daut, menjelaskan Wakatobi menempati urutan ketiga yakni 26 persen terendah kasus stunting setelah Kabupaten Kolaka Timur yakni 23 persen dan kota Kendari 24 persen.
Demikian pula berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat, per Agustus tahun 2021 prevelensi stunting di kabupaten Wakatobi mencapai 13, 86 persen.
“Sekali lagi ini berkat kerja keras dan kolaborasi lintas program sektor dari kita semua di kabupaten Wakatobi, targetkan secara nasional perfelensi stunting pada Indonesia akan di turunkan hingga 14 persen di 2024 nanti,” ujarnya
Ditempat yang sama, Ketua Tim penggerak PKK kabupaten Wakatobi, Hj Eliati Haliana menjelaskan bahwa di Mola Utara merupakan kampung KB gotong royong yang di tetapkan pada tahun 2021 dan pertama di Kabupaten Wakatobi, di kenal dengan kampung KB gotong royong untuk menangani stunting.
“Dengan kemitraan dengan PKK tahun 2022 mola Utara juga di tetapkan sebagai player projek gerakan PKK, gagah dan tangkap peduli stunting kami mengikuti lomba secara nasional dari tahun 2022 -2024,” ungkapnya.
Lanjutnya dalam penanganan stunting di daerah tersebut juga pihaknya telah mendirikan rumah peduli stunting atau rumah pesta yang dilengkapi dengan dapur sehat atasi stunting. Dimana untuk di rumah peduli stunting perwakilan BKKBN Sultra, ini rumah peduli stunting ini baru satunya di untuk Sultra.
“Kita di bawakan kegiatan berupa baik sekali untuk membantu penanganan stunting, Harapan kami mudahan ini bukan kali terakhir selanjutnya lagi kita harapkan karena saat ini pak bupati berama ibu wakil bupati juga sedang merampungkan AMDAL untuk pembuatan rumah susun masyarakat bajo yang mana di sini kadang dalam satu rumah di huni 2-4 kepala keluarga dengan rumah yang sangat sempit,” jelasnya. (Adm)
Penulis : Arjuno
Editor : Gunardih Eshaya