BAUBAU, SATULIS.COM – Upacara puncak peringatan Hari Jadi Baubau ke 477 dan HUT Baubau ke 17 dikemas sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Jalannya upacara yang lazim menggunakan bahasa Indonesia diganti menggunakan bahasa Wolio.
Ketua Panitia HUT Baubau, La Ode Aswad mengatakan penggunaan bahasa Wolio dalam resepsi upacara peringatan HUT Baubau merupakan pertama kalinya. Penggunaan bahasa Wolio ini bertujuan untuk melestarikan kekayaan budaya yang dikandung Buton.
Selain menggunakan bahasa Wolio, peserta upacara seluruhnya menggunakan pakaian adat khas Buton. Pemakaian busana adat ini merupakan tahun kedua.
“Jadi pertimbangan kita menggunakan baju adat dan bahasa Wolio dalam resepsi adalah untuk mengangkat kearifan lokal kita. Jadi upacara hari jadi itu adalah upacara jati diri kita, eksistensi kita makanya kita pilih kearifan lokal dengan tidak melanggar asas-asas kepatutan dalam berbusana dan berbahasa,” katanya.
Selain sebagai jati diri, penggunaan bahasa Wolio dalam resepsi resmi untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada anak usia sekolah. Apalagi dalam upacara tersebut anak sekolah juga dihadirkan.
“Banyak anak-anak kita saat ini sudah tidak tahu menggunakan bahasa Wolio. Makanya ini juga menjadi motivasi bagi anak-anak kita agar bangga menggunakan bahasa daerahnya,” tukasnya. (adm)
Sumber : Kumparansultra.com