Jakarta, SATULIS.COM – Upaya Pemerintah Kabupaten Buton untuk menasionalisasi aspal Buton, kian menunjukkan progres. Setelah melakukan survei lapangan, Pemerintah Pusat melalui Kemenko bidang Kemaritiman, Senin (27/5) menggelar rapat kordinasi.
Bertempat di lantai II gedung Kemenko Kemaritiman, rapat yang dilaksanakan sekira pukul 15.00 Wita, dipimpin langsung Menko Luhut Binsar Panjaitan, dihadiri Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, SH, Bupati Buton, Drs La Bakry, Kemendagri, Kemenpupr, Kemenesdm, Badan Standarisasi Nasional (BSN), BPPT, LIPI, kadis ESDM dan Kadis Bina Marga Prov. Sultra dan pejabat lainnya.
Bupati Buton, La Bakry, mengatakan rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat sebelumnya yang juga dipimpin Menko Luhut Binsar Panjaitan pada 2 Mei lalu. Digelarnya rapat tersebut kata La Bakry, dalam rangka mendorong percepatan pengembangan dan penggunaan aspal Buton untuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Dalam rapat itu kata La Bakry, Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengungkapkan hasil uji lapangan bahwa aspal Buton memiliki kandungan kwalitas terbaik di dunia.
“Deposit aspal Buton sekitar 663 juta ton dan tidak akan habis sampai dengan seratus tahun kedepan. Jika itu kita uangkan, setidaknya ada Rp 331 triliun,” kata La Bakry.
Lebih lanjut La Bakry memaparkan, terkait uji lapangan tinggal menunggu di keluarkannya SNI (Standar Nasional Indonesia) dari perindustrian dan BPPT.
Kementrian ESDM sendiri papar Bakry, menyarankan agar pemanfaatan aspal Buton secepatnya dilakukan pengolahan. Dengan begitu, negara dapat menekan angka import aspal sampai dengan 75 persen.
“Kebutuhan aspal Nasional antara 1,3 juta ton sampai 1,7 juta ton pertahun atau sekitar 500 juta USD kebutuhan import pertahun,” beber La Bakry.
Oleh karena itu, Menko Luhut Binsar Panjaitan meminta agar secepatnya dilakukan rapat teknis guna menghitung berapa kebutuhan import dan permintaan dalam negeri. Jalan Negara, jalan Provinsi, jalan Kabupaten/Kota sampai dengan jalan Desa sudah harus menggunakan aspal Buton.
“Pak Menteri minta rapat teknisnya pada 3 Juni, dengan target bahwa kurun waktu 2 tahun, aspal Buton telah digunakan seluruh pembangunan infrastruktur jalan di seluruh Indonesia. Sasarannya tentu mengurangi import aspal secara signifikan,” jelas La Bakry.
Dalam kesempatan itu, La Bakry mengungkapkan optimismenya. Terlebih lagi Pemprov Sultra dibawah kepemimpinan Ali Mazi terus menggaungkan penggunaan aspal Buton bertaraf nasional.
“Kita berharap agar industri pengelolaan aspal buton bertempat di sultra, khususnya di Buton agar secara langsung berdampak signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja lokal,” tutup La Bakry. (Adm)