SATULIS.COM, BAUBAU – Setelah menempuh perjalanan laut dengan menumpang kapal PT Pelni, KM Dobonsolo, ratusan pengungsi asal Wamena, Papua akhirnya tiba di pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Selasa (15/10/2019) sekitar pukul 12.30 Wita.
Setelah dilakukan pendataan, diketahui jumlah korban kerusuhan Wamena yang tiba di pelabuhan Murhum sebanyak 111 orang. Terdiri dari pria dan wanita, dewasa dan balita dengan tujuan berbeda-beda.
Yang mengungsi ke Kota Baubau sebanyak 45 orang, sisanya tersebar dibeberapa wilayah, yakni Kabupaten Muna 27 orang, Buton Tengah 22 orang, Muna Barat 3 orang, Kota Kendari 2 orang, Buton Utara 7 orang, Buton Selatan 1 orang, Buton 1 orang, dan Kabupaten Bombana 1 orang.
Sebagian dari para pengungsi dilaporkan memiliki suhu tubuh yang tinggi, utamanya para balita. Meski begitu, petugas kesehatan Pelabuhan Murhum belum memiliki diagnosa terkait suhu tubuh para pengungsi.
Mereka mengaku belum mau kembali ke Wamena dalam waktu dekat, para pengungsi rata-rata mencemaskan pendidikan anak-anak mereka.
“Kalau mau sekolah dan mau ujian di sini (Baubau) laporkan ke kami. Begitu juga dari wilayah lain laporkan pada pemerintah daerah setempat karena anak-anak kita tidak boleh putus sekolah,” himbau Wakil Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse kepada para pengungsi.
Monianse juga menyampaikan keprihatinannya atas rusuh Wamena. Dia berharap, rusuh segera usai, kehidupan bisa kembali normal, sehingga aktivitas bisa seperti sedia kala.
“Kita akan data pengungsi (Wamena) yang ada di kota Baubau sembari berkonsultasi dengan pemerintah pusat,” jelasnya. (Adm)