SATULIS.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Alimazi menegaskan jika saat ini pihaknya sedang menggenjot kawasan strategis pariwisata. Hal itu ditegaskan dalam kegiatan sosialisasi dengan tema “Desa Wisata : Transformasi Sumber Perekonomian Pedesaan” diKendari, Jumat (22/11).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten II Sekretaris Daerah Prov. Sultra, Bapak Suharno selaku perwakilan Gubernur Sultra. Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata, DR. Ir. Gede Panca M.Pd., selaku ketua panitia.
Pemateri pertama berasal dari Deputi Pengembangan Destinasi dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Bidang Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Dra. Ambarwati Rukmini, M.Pd. Sedangkan pemateri kedua berasal dari Direktur Jenderal Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI.
Kegiatan ini berlangsung atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI beserta Kementerian Desa. Dan dihadiri oleh beberapa Kepala OPD Sultra serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 17 kabupaten /kota se-Sulawesi Tenggara.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia, kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan desa wisata dan kampung wisata. Dimana dalam sosialisasi ini dapat dilakukan penyatuan wawasan, pemahaman, dan komitmen dalam mengembangkan desa wisata. Selain itu, dapat menggali informasi dari para peserta tentang desa atau kelurahan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata.
Dalam sambutannya Gubernur Sultra mengatakan Sulawesi Tenggara memiliki 1.144 obyek wisata, antara lain 110 lokasi menyelam (spot dive); 197 pantai yang indah berpasir putih; 58 air terjun, 108 benteng, lebih dari 47 gua, 11 sumber air panas, 41 danau/permandian alam; 3 kawasan karst; 3 lokasi arung jeram; 22 kawasan mangrove; 18 wisata pegunungan/puncak yang dingin, serta 11 titik labih untuk kapal-kapal rekreasi, baik itu yatch, lob dan cruise/kapal pesiar.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Sulawesi Tenggara periode 2018-2023, dibawah pimpinan Ali Mazi-Lukman Abunawas, saat ini sedang mengembangkan kawasan strategis pariwisata Toronipa, yang diharapkan dapat menambah dan mengangkat dunia kepariwisataan Sulawesi Tenggara, yang modern berbasis keindahan dan kelestarian alam sesuai visi misi Garbarata.
Desa wisata adalah bentuk integrasi penduduk yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Seperti halnya desa wisata provinsi di Kota kendari sangat banyak tapi masih sedikit yang dikembangkan.
Oleh karena itu, dari kegiatan ini diharapkan dapat terbangunnya sinergitas dari seluruh pemangku kepentingan dalam membangun desa atau kampung wisata, baik dari aspek pendampingan teknis, pembinaan, dukungan pembiayaan serta aspek promosi dan publikasi keberadaan desa demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan pengentasan kemiskinan. (Adm)