SATULIS.COM, KENDARI – Fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya terlihat 76,2 persen dengan magnitudo 0,76.
Dilansir dari AntaraSultra, Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) BMKG Sultra, Ilham di Kendari, Kamis, mengatakan GMC tidak terlihat sempurna hal, tersebut disebabkan penurunan suhu pada saat terjadinya GMC di kota itu.
“Di Kendari fenomena gerhana matahari cincin tidak tidak penuh, hanya terlihat 76,2 persen saja, Magnitudonya 0,76,” ujarnya.
Ilham mengungkapkan, fenomena gerhana matahari untuk wilayah Kendari berlangsung selama tiga jam yakni sejak pukul 12.36 Wita dan berakhir pada pukul 15.49 Wita.
“Gerhana matahari cincin ini tidak dapat diprediksi kapan lagi akan muncul di Indonesia dikarenakan garis magnitudonya tahun ini melewati Indonesia,” tambah Ilham.
Proses terjadinya gerhana matahari, lanjut Ilham tidak dapat dilihat dengan kontak mata langsung ke matahari, karena hal itu dapat membuat gangguan terhadap mata.
“Agar mata tidak kontak langsung dengan sinar matahari yang cukup tajam, ada kacamata khusus yang digunakan untuk melihat proses terjadinya gerhana matahari, kacamata itu kami siapkan,” jelas Ilham.
Sementara berdasarkan pantauan, sejumlah warga Kota Kendari mendatangi Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra untuk menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari cincin melalui alat yang disediakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari. (Adm)