SATULIS.COM, BAUBAU – Tensi politik jelang pelaksanaan Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke-V yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 10-12 Februari 2020 mulai meningkat. Olehnya itu, Samsu Umar Abdul Samiun sebagai mantan Ketua DPW PAN Sultra menghimbau agar pelaksanaan Kongres dapat berlangsung kondusif dan penuh kesejukkan.
Hal itu diungkapkan Umar Samiun setelah melihat adanya upaya penekanan yang dilakukan oleh Ketua DPW PAN Sultra saat ini, Abdul Rahman Shaleh terhadap kader-kader PAN di tingkat DPD untuk memilih salah satu calon ketua umum. Sehingga apa yang dilakukan oleh Rahman Shaleh, menurut Umar Samiun bisa membuat situasi pelaksanaan kongres tidak kondusif.
“Jangan sampai ada pernyataan-pernyataan yang berujung adanya indikasi monopolitik yang dilakukan oleh Ketua DPW PAN Sultra seolah-olah PAN ini milik siapa? Sementara situasi di DPD-DPD PAN tidak sebagaimana yang dilontarkan oleh Ketua DPW. Ini terkesan adalah kehendak pribadi Rahman Shaleh sebagai ketua DPW. Harusnya tidak seperti itu,” kata Umar Samiun di Baubau, Kamis (6/2/2020).
Terlebih lagi, ada upaya Ketua DPD PAN Wakatobi, Suwandi Andi yang mengambil kendali menggerakkan pengurus tingkat DPD di Kepulauan untuk berangkat ke Makassar untuk mendukung salah satu calon sebelum bertolak ke Kendari. Umar Samiun menegaskan hal ini juga seharusnya tidak perlu dilakukan. Karena kalau terjadi akan menimbulkan distorsi hingga ke pengurus PAN dibawah.
“Itu juga tidak penting. Saya himbau Suwandi Andi untum tidak usah terlalu menggiring bahwa DPD PAN di Kepulauan harus berangkat ke Makassar untuk mendukung salah satu calon. Tetap di tempat saja tidak perlu menggerakkan seperti itu. Harusnya jadi tuan rumah yang baik sehingga calon yang dipilih nanti benar-benar dari hasil demokratis,” imbau mantan Bupati Buton itu.
Lebih lanjut, dalam pemilihan Ketua Umum PAN, jangan selalu melihat pada sosok karakter kepemimpinan. Tetapi, yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana manajemen yang dibangun oleh Ketua Umum dalam membangun partai.
Dalam tradisi PAN, Umar Samiun menjelaskan sejak Kongres ke I tahun 1998 melahirkan Amien Rais. Tahun 2005 Kongres ke II terpilih Soetrisno Bachir. Tahun 2010 Kongres ke III terpilih Hatta Rajasa secara aklamasi. Dan terakhir Kongres IV melahirkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum.
“Saya sebenarnya mashaf 1 periode untuk Ketua Umum itu maklum di PAN. Itu dilakukan untuk menajamkan manajemen dalam tubuh partai bukan pada karakter kepemimpinan. Itulah ciri khas di tubuh PAN,” urainya.
Umar Samiun dalam kesempatan itu juga menghimbau kepada Abdul Rahman Shaleh dan Suwandi Andi untuk tidak perlu memberikan komentar yang bisa memperkeruh pelaksanaan Kongres V. Sebagai mantan Ketua DPW PAN Sultra yang saat ini tidak bersinggungan dengan pelaksanaan Kongres V berharap kegiatan 5 tahunan itu bisa berjalan sukses.
“Ini juga sangat bergantung pada PAN Sultra, khusunya Rahman Shaleh. Terhadap dukungan tidak perlu sampai menekan, biarkan menjadi pilihan masing-masing DPD. Lebih baik fokus saja ke pelaksanaan Kongres agar acara terselenggara dengan sukses,” ujarnya.
Mengenai undangan untuk menghadiri Kongres V PAN nanti, Umar Samiun ingin memanfaatkan momen tersebut sebagai ajang pelepas rindu. “Terakhir saya akan hadir di Kendari, tentu ini hanya melepaskan rindu saja bagaimana pun juga saya sebagai mantan kader rasa kerinduan itu pasti ada. Apalagi dalam pelaksanaan Kongres kali ini dilakukan di Sultra jadi saya bisa menyempatkan diri memenuhi undangan,” tutupnya.
Sekedar diketahui, dalam Kongres PAN ke V kali ini ada 4 orang kandidat yang akan bersaing. Pertama, Zulkifli Hasan yang merupakan calon incumbent. Kedua mantan MenPAN RB, Asman Abnur, Ketiga, Anggota DPR RI, Mulfachri Harahap dan keempat adalah Ekonom yang juga mantan anggota DPR RI Periode 2004-2009, Dradjad Wibowo. (Adm)