SATULIS.COM, BALIKPAPAN – Kabar mengenai nasib enam bocah yang mendadak menjadi yatim piatu telah sampai ke telinga Presiden Joko Widodo.
Kepada utusan Menteri Pendidikan Nabiel Makarim, Abdul Kahar, Presiden ingin memastikan kelanjutan pendidikan anak-anak itu. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia diminta memberikan bantuan kepada 6 bocah yatim piatu, warga Buton di Balikpapan, terutama kelanjutan pendidikan mereka. Minggu (1/3/2020)
Pemberian bantuan tersebut diwakili oleh Plt Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud, Abdul Kahar.
Setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Abdul Kahar langsung menuju kediaman Wa Ode Rusdiana dan Mustafa di Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan.
Kehadirannya di kediaman Wa Ode dan Mustafa sendiri dalam rangka menyambangi keenam bocah yatim piatu tersebut.
“Jadi kedatangan saya ke sini untuk mewakili pemerintah, tentunya kami sangat menyayangkan dengan kepergian kedua orangtua anak-anak ini. Anak-anaknya masih kecil-kecil,” ujarnya.
Selain menyambangi keenam bocah ini, Abdul Kahar juga mewakili Kemendikbud untuk memberikan bantuan pendidikan kepada keenam bocah yatim piatu di Balikpapan.
“Sehingga begitu beredar informasi itu di berbagai sosial media, oleh Presiden Jokowi langsung merespon dan memesan kepada Kemendikbud bahwa keenam anak ini dipastikan bahwa pendidikannya harus berkelanjutan. Jangan sampai karena orangtuanya tiada, lantas pendidikannya juga terbengkalai,” tambahnya.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa Jaminan pendidikan. “Dipastikan anak-anak ini mendapatkan Kartu Indonesia Pintar ( KIP ). Makanya hari ini (1/3/20) saya datang, saya bantu apresiasi dari pemerintah untuk memberikan jaminan pendidikan kepada anak-anak ini. Jadi intinya sebenarnya itu dan kami ingin memastikan bahwa KIP anak-anak ini bisa digunakan di SD, SMP, SMa,” lanjutnya.
Abdul Kahar mengatakan jika keenam bocah yatim piatu ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, mereka juga akan mendapatkan jaminan itu.
“Ya kalau anak-anak ini Insya Allah kepengen kuliah, ndak ada masalah. Karena sekarang juga KIP, program Indonesia pintar ini sedang melaunching juga tahun ini adanya KIP kuliah. Insha Allah kalau anak-anak ini ingin kuliah, pemerintah akan hadir mendampingi mereka,” pungkasnya.
Ia menyampaikan bahwa ini adalah respon cepat Kemendikbud RI. “Jadi ini adalah respon cepatnya Kemendikbud ya l, atas perintah Presiden sehingga Mas Menteri ( Nadiem Makariem ), langsung hari libur pun diminta datang kesini,” tuturnya. (Adm)