SATULIS.COM, BUTON UTARA – Kabupaten Buton Utara (Butur) merupakan daerah penghasil jambu mete terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal itu tidak terlepas dari kondisi daerah Butur yang beriklim tropis dan berbatu kapur yang dapat meningkatkan kualitas mente.
Luas lahan mete di Butur kurang lebih 7.000 Hektar (Ha) dan tersebar diberbagai pelosok desa. Dalam meningkatkan hasil panen petani bekerja keras merawat mente mulai pembersihan lahan, pemupukan pemangkasan ranting mati, pengendalian hama dan pemanenan.
“Saat ini yang menjadi kendala adalah pemesaran., sebenarnya pasar cukup tersedia hanya persoalan harga jual terlalu rendah. Rendahnya harga mete disebapkan monopoli pasar oleh tengkulak, yang kerap membuat petani rugi dibiaya pemupukan dan perawatan,” terang Ketua PSI Butur, Sirwan
Harapan petani saat ini kata Haslin, pemda harus menghadirkan pasar melalui pedatangan investor di Butur agar terjadi stabilitas harga mente.
Melalui kerja sama Pemda Butur dan Kepala Subdirektorat Koperasi, UMKM, Direktorat Jendral Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT RI. Kerja sama langsung dibangun antara Pemda dan PT. Nuts 2 dalam meningkatkan dan mengembangkan hasil mete di Butur.
Kekhawatiran petani terhadap merosotnya harga menjadi berkurang dan petani kembali bersemangat merawat mente menanti masa pembungaan awal Juli dan panen awal November.
Petani mente sangat mengapresiasi progresif Pemda dalam menghadirkan investor, petani mente merasa sangat terbantu dengan hadirnya investor.
“Kami berterima kasih kepada pemda Butur, kepada bapak Bupati Abu Hasan yang berkomitmen mengembangkan peningkatan produksi mente di Butur,” tutup Sirwan. (Adm)
Peliput : Haslin