SATULIS.COM, BAUBAU – Keluarga Haris (41) korban mutilasi yang badannya ditemukan di Kampung Massi, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (12/03/2020) berharap pemerintah Kota Baubau bisa memfasilitasi pemulangan jenazah ayah dua anak itu ke Kota Baubau.
“Jadi sejak menikah, dia (Almarhum) sudah tinggal di Kanakea. Kami sangat berharap pemerintah (Pemkot Baubau) mau memfasilitasi dan memberikan bantuan kepada keluarga untuk memulangkan jenazah almarhum ke Kota Baubau,” kata Nardin kepada Satulis.com, Jumat (13/03/2020) via handphone-nya.
Nardin yang merupakan adik korban, mengatakan, saat ini keluarga sedang berupaya ingin memulangkan jenazah korban ke Baubau. Hanya saja, keluarga terkendala mahalnya biaya transportasi pengiriman.
“Biayanya sekitar Rp 50 juta. Keluarga sudah kordinasi ke Yahukimo. Tempat dia (Almarhum) bekerja siap bantu Rp 20 juta,” kata Nardin.
Lebih lanjut Nardin mengungkapkan, almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang saat ini berada di lingkungan Kanakea, Kelurahan Nganganaumala, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau.
Terkait hal itu, Ketua DPRD Kota Baubau, H Zahari merespon. Dia mengaku telah menghubungi pihak keluarga korban. Bahwa keluarga telah mengikhlaskan jenazah untuk dikebumikan disana Papua.
“Jadi pihak keluarga menjelaskan bahwa proses pemulangan jenazah terkendala di ijin bandara, karena kondisi mayat yang tidak utuh (tanpa kepala),” beber Zahari.
Ketua Golkar Kota Baubau ini menambahkan, pihaknya konsisten memberikan dukungan moril kepada keluarga korban dan akan segera mengunjungi rumah duka.
Sementara itu, pemerintah Kota Baubau belum memberikan respon atas permintaan keluarga almarhum Haris. Walikota Baubau, AS Tamrin dihubungi via telepon dan WhatsApp, belum memberikan jawaban. Demikian halnya Wakil Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse. (Adm)
Peliput : Cahya/Firman