Rabu, November 27, 2024

Menunggu Terlalu Lama, PDP Corona Meninggal, Sempat Kirim Pesan ke Jokowi & Terawan: Saya Tidak Kuat

SATULIS.COM, Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona dinyatakan meninggal dunia.Pasien tersebut sempat menunggu lama di RSUD Tangerang.

Tak hanya itu, ia bahkan sempat mengirim pesan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menyebut dirinya sudah tidak kuat.

Sejak kasus pertama muncul di Indonesia pada awal Maret 2020 lalu, kini pasien virus corona dilaporkan terus meningkat.

Hingga Kamis (26/3/2020) pukul 12.00 WIB, sebanyak 893 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Sebanyak 35 orang dinyatakan sembuh. Sementara itu korban meninggal meningkat menjadi 78 orang.

Satu di antara korban meninggal adalah seorang pria yang sempat datang ke RSUD Kabupaten Tangerang. Pria tersebut mengaku mendatangi RSUD Kabupaten Tangerang.

Saat datang, dirinya harus menunggu lama dan tidak mendapat tindakan apapun. Pasien juga sempat mengirim pesan kepada Presiden Jokowi dan Menkes Terawan. Ia meminta bantuan RS rujukan kepada Jokowi dan Terawan.

Dalam pesan yang ditulisnya melalui fitur reply ke akun pribadi Jokowi, pasien tersebut mengaku sudah tidak kuat lagi.

Setelah tak mendapat penanganan di RSUD Kabupaten Tangerang, si pasien pergi ke RS Eka Jaya BSD.

“Pak Jokowi & Dr Terawan. Smg Bpk2 sehat. Mhn bantuan RS rujukan. Smlm sy d RSUD Kab Tangerang, 5 jam tanpa tindakn. Sy tdk kuat. Skrg sy di Rumah Sakit Eka Jaya, BSD. Jam blk lg k RSUD. Maaf mrepotkn. Trh ksh. Wass.”

PDP Corona Meninggal karena Menunggu Lama, Sempat Kirim Pesan ke Jokowi & Terawan: Saya Tidak Kuat
PDP Corona Meninggal karena Menunggu Lama, Sempat Kirim Pesan ke Jokowi & Terawan: Saya Tidak Kuat

Mengutip dari Warta Kota, Kepala Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Muhammad Rifki, membenarkan pasien tersebut memang sempat datang ke rumah sakit.

Yang bersangkutan datang berstatus sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Saat datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), si pasien harus menunggu cukup lama.

Hal tersebut diakui Muhammad Rifki lantaran banyak pasien yang tengah ditangani oleh petugas medis. “Dia memang PDP datang ke sini untuk berobat.”

Baca Juga :  Polri Ultimatum Kapolda Tak Becus Tindak Pelanggar Prokes

“Kami memang memintanya untuk menunggu, karena banyak pasien juga yang harus ditangani,” kata Rifki, Jumat (27/3/2020).

Lebih lanjut, menurut Rifki, saat itu petugas tengah menyiapkan kamar dan menggunakan alat pelindung diri.

Namun, saat diminta menunggu, yang bersangkutan memilih untuk pergi.

Seperti dilansir dari tribunnews.com Rifki menyebut, pihaknya mendapat informasi pasien pergi ke Eka Jaya Hospital, BSD.

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit tersebut, pasien dinyatakan meninggal dunia.

“Tenaga medis ketika itu sedang mempersiapkan alat pelindung diri (APD) terlebih dulu. Pasien itu disuruh nunggu.”

“Paling cuma sekitar lebih dari satu jam. Tapi dia tiba-tiba saja pulang. Ke rumah sakit Eka Hospital BSD dan dinyatakan meninggal dunia,” kata Rifki, dikutip dari Warta Kota.

Lebih lanjut, Rifki menyebut, pihaknya bisa menangani pasien corona sebanyak 60 orang dalam sehari.

Jumlah tersebut terdiri dari ODP dan PDP.

Penanganan pasien corona dalam satu hari memang dibatasi hanya 60 orang.

Apabila sudah penuh maka pasien diminta untuk pulang ke rumah.

“Karena pasien Covid-19 yang datang ke sini juga kalau sudah penuh batasannya ya harus pulang lagi ke rumah.”

“Karena memang dibatasi sampai 60 pasien dalam sehari. Hari ini saja baru jam 8 pagi sudah penuh,” katanya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles