Senin, November 25, 2024

Dirut RSUD Buteng Tepis Tidak Berikan Perawatan Medis ke Bayi Silfia Sesuai Prosedur

SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang juga juru bicara gugus tugas penanganan covid-19 Buteng, dr Karyadi menepis kalau pihak RSUD memperlakukan pasien yang di duga terpapar covid-19, Silfia (3 bulan) asal desa Matara, Kecamatan Mawasangka secara tidak manusiawi.

Hal itu di ungkapkan Karyadi saat konferensi pers yang di gelar di kantor sekretariat gugus tugas pencegahan covid-19 kabupaten Buteng, tepatnya di kantor badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) di dampingi ketua tim gugus pencegahan covid-19, M Yusuf dan kepala dinas kesehatan Buteng, Kasman, Rabu (08/04/2020) sore.

“Tenaga medis sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan protokol yang ada di rumah sakit dari awal hingga akhir,” ucap Karyadi.

Menurutnya, pasien bayi Silfia asal Matara yang masuk pada pukul 18.00 wita rujukan dari puskesmas Mawasangka dengan diagnosa penurunan kesadaran (et causa ensefelopati) langsung di tangani oleh pihak RSUD dengan memasukan pasien di ruang unit gawat darurat (UGD) untuk di lakukan screening awal oleh dokter jaga.

Dari anamnesa antara dokter dan keterangan orang tua korban di dapatkan berbagai fakta dan informasi tentang riwayat pasien.

“Hasil anamnesa di dapati data sebagai berikut, demam negativ,batuk negativ, Sesak positif, riwayat kontak dengan orang yang datang dari daerah terjangkit tidak jelas walaupun diakui oleh orang tua korban bahwa ada salah satu keluarga korban (pamannya) yang baru tiba dari kalimantan namun di sanggah bahwa tidak pernah melakukan kontak,” katanya.

“Kemudian petugas medis langsung mengambil langkah pada pemeriksaan fisik. di dapatkan status pasien dalam keadaan kesadarannya menurun dengan hanya mencapai angka 3. Perlu di ketahui bahwa dalam medis standar kesadaran orang normal itu GCS nya 15,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemda Buteng Tutup Penambangan Pasir, Pemilik Lahan Wajib Bentuk Wadah

Dengan demikian, lanjut Karyadi, dapat di prediksi kalau anak sudah kondisi yang memprihatinkan. Kemudian petugas medis melanjutkan beberapa pemeriksaan.

“Saat di periksa anak ini gizinya cukup. Saturasi Oksigen itu 50 persen. Pada pemeriksaan kepala di dapatkan diagnosis positif (sudah biru), pucat, dan mydriasis (pemeriksaan mata) positif. Pada pemeriksaan dada itu di dapatkan bunyi pernapasan vesikuler dan pemeriksaan tambahan di dapatkan ronkhi basah halus di seluruh lapangan paru,” lanjutnya.

Melihat kondisi tersebut, kemudian petugas medis melakukan tindakan. pertama dengan memasang infus namun tidak berhasil. Hal itu di lakukan terus hingga beberapa kali namun tidak berhasil mengingat bayi ini sudah sangat dehidrasi.

Karena tak berhasil, langkah kedua di lakukan Nasogastrik Tube (NGT) atau pemasangan selang infus melalui hidung untuk mengurangi rehidrasi (memasukan cairan) dan terakhir di pasangkan oksigen (O2).

Berdasarkan fakta yang ada, kesimpulan hasil diagnosa sementara medis adalah pasien merupakan Pneumonia berat tanpa sebab yang spesifik hingga masuk kriteria pasien dalam pengawasan (PDP).

“Dasar diagnosa diambil dari pedoman dan pencegahan pengendalian covid-19 revisi ke 4 defenisi point ke 3, dan ini menjadi rujukan (sambil menunjukan pedoman tersebut) dan ini resmi dari kesehatan RI yang terdiri dari beberapa halaman,” bebernya.

Sehingga pasien Silfia oleh pihak medis dikatakan sebagai orang dalam pengawasan. Hasil pemeriksaan ini kemudian di teruskan kepada orang tua korban untuk di ketahui. Namun, pihak keluarga tetap bersikukuh agar anaknya di rawat ke RSUD dengan pertimbangan oksigen masih tersedia disitu.

Dengan kondisi demikian, kemudian petugas medis langsung membuat jarak kepada pasien dan kedua orang tua korban, tetapi pihak medis tidak menjust bahwa pasien telah terpapar covid-19, melainkan berstatus sebagai PDP. Bersamaan dengan itu kedua orang tuanya dinyatakan sebagai ODP dan di sarankan untuk lakukan karantina mandiri dulu (Adm)

Baca Juga :  Dokter di Buteng Mengaku Diancam Saat Mendata Pasien Terpapar Covid-19

Peliput : Arwin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles