SATULIS.COM, Buton Tengah – Sejumlah pelajar yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Wasindoli (HPW) dan karang taruna Sangia Jampaka yang terletak di desa Tanailandu, kecamatan Mawasangka, Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini terus melakukan kegiatan pengembangan budaya lokal yang ada di desanya.
Kegiatan itu dinilai karena budaya lokal telah kehilangan arah atau luntur seiring perkembangan zaman.
Melihat kondisi tersebut, sekretaris HPW Asriani, menuturkan bahwa untuk menjaga dan tetap melestarikan kebudayaan lokal yang tergerus akibat perkembangan zaman dan teknologi, sehingga dibutuhkan komitmen dari pemuda untuk menjaga eksistensi warisan budaya lokal.
“Melihat realita sekarang ini, perkembangan teknologi memiliki dampak yang begitu besar terhadap punahnya budaya lokal. Sehingga kami dari HPW bersama karang taruna Sangia Jampaka menyelenggarakan kegiatan pengembangan budaya lokal,” ucap Asriani saat menggelar latihan di balai desa Tanailandu, Sabtu (25/07/2020).
Dari beberapa budaya lokal yang mulai dilupakan oleh generasi muda, lanjutnya, para generasi muda sekarang sudah apatis dan para tetua kampung yang mengajarkan budaya tersebut semakin sedikit.
“Olehnya itu kami berinisiatif menyelanggarakan kegiatan pengembangan budaya lokal Wasindoli seperti tari Linda Wasindoli, Mansa dan Mangaru untuk mengantisipasi hampir punahnya budaya lokal, sebab melihat orang orang tua yang bisa mengajarkan hal itu semakin sedikit,” katanya.
Dengan memanfaatkan momen pandemi covid-19, tambahnya, kegiatan pengembangan budaya lokal akan terus dikembangkan melalui berbagai pelatihan.
“Ini akan menjadi kegiatan inti dan akan terus dikembangkan ke generasi selanjutnya. Disisi lain adanya kegiatan ini juga untuk persiapan di kegiatan kegiatan lebih besar yang dihadapi desa Tanailandu atau bahkan di tingkat Kecamatan,” tutupnya. (Adm)
Peliput : Arwin