SATULIS.COM, Buton Selatan – Pernyataan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Buton Selatan (Busel), La Mai Minu soal adanya honor Forkopimda Busel, terus menarik perhatian sejumlah pihak.
Setelah Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Dayanu Ikhsanuddin (DPM – FH Unidayan), La Ode Saidiman, kini pemerhati publik yang juga seorang politisi, Aslan Aziz angkat bicara.
Kepada redaksi Satulis.com, Aslan Aziz mengungkapkan, pernyataan La Mai Minu tentang pemberian honor kepada Forkopimda merupakan bentuk pelecahan terhadap sejumlah institusi negara yang tergabung dalam Forkopimda Busel. Terlebih kepada sejumlah institusi yang pimpinannya secara terang disebut menerima honor Forkopimda oleh Kepala Kesbangpol Busel.
Dikatakan Aslan Azis, jika memang benar Forkopimda Busel tidak pernah menerima honor seperti bantahan yang diungkapkan Dandim Buton 1413, Kapolres Buton dan Ketua PN Pasarwajo, maka sudah seharusnya jalur hukum ditempuh.
“Sudah sepantasnya institusi itu tersinggung. Kami saja yang masyarakat ini sudah tersinggung, apalagi mereka benar tidak terima. Mana yang disebut ini semuanya institusi penegak hukum,” beber pria yang akrab disapa Abba, Jumat (27/08/2020).
Terlebih kata Aslan Azis, pengakuan juga sudah diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Busel, Aliadi. Yang mana ikut mempertanyakan perihal honor Forkopimda. Selaku Forkopimda, Aliadi tidak pernah menerima honor.
“Sudah cukup bukti untuk dibawa ke ranah hukum. Ini untuk menjaga marwah dari institusi penegak hukum kita,” tutup Aslan Azis.
Sebelumnya, tiga unsur Forkopimda yang disebut Kapala Kesbangpol Busel, La Mai Minu menerima honor, semuanya membantah pernah menerima.
Tiga unsur Forkopimda itu yakni, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Pasarwajo, Subai, Dandim 1413 Buton Letkol Inf Arif Kurniawan, dan Kapolres Buton AKBP Ady Beny Cahyono. Sementara Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Buton, belum berhasil dikonfirmasi. (Adm)