SATULIS. COM, Buton Tengah – Sudah hampir sebulan lamanya warga Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra), tepatnya di Kecamatan Mawasangka, Kelurahan Mawasangka, di buat resah dengan hadirnya pok pok/kuyang.
Sosok yang kerap digambarkan berupa kepala terbang dengan isi perut terburai menggantung di leher tanpa badan, menjadi buah bibir warga sekitar.
Tak hanya itu, di ceritakan warga bahwa mahluk tersebut juga sering memakan bayi yang masih dalam perut ibunya maupun usai di lahirkan.
Akibatnya, para orang tua yang memiliki anak bayi atau istri sedang mengandung terpaksa harus ronda di tiap malamnya guna menghindari ancaman pok pok/kuyang.
Alat yang disiapkanpun tak banyak, hanya berupa bambu atau batang kelor muda untuk menghardik sang mahluk.
Ahmad (37), warga Bagea merupakan salah satu orang tua yang telah berjaga hampir sebulan lebih.
Bersama para pemuda yang ada di lingkungannya, Ahmad, hampir ditiap malamnya melakukan ronda hingga pukul 4 subuh bahkan sampai tembus pagi.
Ia bercerita, bahwa pernah suatu malam dirinya mendapati seorang wanita di sebuah pohon pisang dengan kondisi rambut yang acak acakan dengan menutupi seluruh wajahnya.
“Sekitar jam 2 malam itu, saya lihat perempuan berdiri di pohon pisang. Saya mau lihat mukanya tidak bisa karena di tutup rambut dan posisinya dia (dugaan pok pok/kuyang) mebelakangi saya, ” cerita Ahmad saat di temui di kediamannya malam ini, Kamis (14/01/2021).
Karena tak mampu melihat wajahnya, lanjutnya, rasa penasaran yang besar membawanya untuk menghampiri sang perempuan di tengah malam tersebut.
“Saya tetap tidak bisa melihat mukanya walau sudah mendekat di sampingnya. Namun sepintas saya bisa melihat sedikit dari matanya ada semacam kotambula (katarak), ” katanya dengan penuh meyakinkan.
Pada malam berikutnya, tambah Ahmad dalam ceritanya, anaknya yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas pernah mendapati seorang perempuan tepat di depan rumahnya sedang mengendap ngendap.
Anehnya, perempuan tersebut memiliki kepala namun tak memiliki tubuh utuh seperti manusia lazimnya.
Mendapati itu, sontak sang anak langsung kaget dan jatuh sakit selama beberapa minggu.
“Anaku yang lihat itu da langsung sakit dan. Nanti 10 orang tua baru da sembuh. Makanya saya disini hampir tiap malam kita jaga, apalagi kan istriku sekarang lagi hamil, ” bebernya.
Dalam kesempatan yang sama, Sahiruddin (21), pemuda yang berada satu lingkungan dengan Ahmad membenarkan hal itu.
Ia berkata, tak jauh dari rumah pak Ahmad beberapa hari lalu ada seorang ibu baru melahirkan di Puskesmas Mawasangka.
Setelah beberapa waktu lamanya, sang ibu dan bayi kemudian pulang kerumahnya. Namun, saat malam sekitar pukul 01.00 atau pukul 02.00 malam jelang subuh di dapati juga seorang perempuan berada tepat di belakang rumah.
Saat di kejar, sayangnya si perempuan tadi hilang diantara batang pisang tepat di belakang rumah.
“Malam itu, suaminya ibu itu yang kejar (yang habis bersalin). Terus kita pemuda disitu bantu mencari, tapi sayang dia hilang lari di pohon pisang, ” kata Sahiruddin.
Dia menuturkan, kondisi itu tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, namun ada di beberapa lingkungan juga.
Semua pemuda dan orang tua yang memiliki bayi atau istri yang sedang mengandung melakukan hal yang sama dengan mereka.
“Bukan hanya di Bagea ini saja, tapi di Moluno, Banga/Oengkolaki dan Karya suka tiap malam mereka jaga, ” ungkapnya.
“Saya berharap suatu hari nanti bersama teman teman bisa menemukan si perempuan yang sudah meresahkan warga dan mengusirnya, ” tutupnya (Adm).
Peliput : Arwin