SATULIS.COM, BAUBAU – Pemerintah Kota Baubau dibawah kepemimpinan Walikota Dr H AS Tamrin MH berencana mengembalikan fungsi benteng keraton seperti dulu. Caranya, dengan menghargai status aslinya dan pelestarian cagar budaya dalam rangka pengembangan pariwisata sebagai warisan dunia.
Meskipun diakui untuk mengembalikannya tidak mudah sebab mesti melalui tahapan-tahapan seperti pembuatan master plan dan lain sebagainya. Keinginan itu diungkapkan Walikota Baubau Dr H AS Tamrin, MH saat rapat teknis penataan kawasan benteng keraton sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di rujab Walikota Baubau Jumat (5/2/2021).
Menurut Walikota Baubau AS Tamrin, untuk mempercepat pengembalian fungsi benteng keraton Buton yang merupakan warisan dunia dan terluas di dunia seperti dulu maka Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) wilayah kerja Sulsel, Sultra dan Sulbar diharapkan dapat membantu Pemkot Baubau melakukan lobi di tingkat pusat sehingga apa yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
Sehingga, ada kegiatan di benteng Keraton dan intinya pemeliharaannya menjadi perhatian apalagi sudah menjadi peringkat di tingkat nasional. Karena itu, tidak bisa pengusulannya berputar hanya segi adminirasi saja sementara di lapangan dibiarkan begitu saja.
Walikota Baubau dua peridoe mengisahkan, bila dirinya sejak kecil memang hidup di dalam kawasan Benteng Keraton Buton yang sejak dahulu selalu terpelihara status keasliannya. Sekarang kondisinya sudah harus memerlukan perhatian khusus seperti lawana burukene yang akan diperbaiki dan dikembalikan fungsinya seperti dulu, dimana untuk mobil tidak diperkenankan lewat.
Menurutnya, lawa (Pintu) di dalam benteng Keraton Buton, dulu semua lebarnya sama sehingga tidak memungkinkan untuk mobil lewat. Termaksud pula baluara yang jumlahnya 19, dimana ada dulu yang namanya boka-boka dan godho juga harus mendapat perhatian dan BPCB wilayah kerja Sulses, Sultra dan Sulbar serta Pemkot Baubau yang akan siap membackup.
”Lawa dan baluara kita kembalikan seperti dulu fungsinya, sehingga didalam Benteng Keraton Buton nantinya tidak ada lagi polusi. Kita akan bikin tempat parkir di luar Benteng Keraton Buton biar yang tinggal didalam benteng, mobilnya disimpan di luar. Ini dimaksudkan dalam rangka menghargai statusnya aslinya,” ujar AS Tamrin.
Ditambahkan, selain lawa-lawa dan baluara, pihaknya juga akan melakukan pengembalian fungsi seperti dulu pada rumah-rumah yang ada dalam Benteng Keraton Buton secara bertahap karena ini meski sangat perlu dilakukan namun menyangkut kondisi psikologis dari masyarakat.
Ke depan, rumah-rumah yang ada dalam Benteng Keraton Buton akan dikelola dan dimintakan Dinas Pariwisata untuk dibuatkan home stay dengan fasilitas yang lengkap sehingga wisatawan yang akan masuk ke Benteng Keraton Buton merasa lebih nyaman tinggal di rumah-rumah penduduk yang ada home stay.
Karena itu, master plan untuk pengembalian fungsi Benteng Keraton segera dibuat dan setelah itu yang mana porto folionya Pemkot Baubau dan yang mana yang dibuat BPCB wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar. Apalagi, didalam Benteng Keraton Buton bukan hanya situs, seni ritual melainkan juga ada nilai-nilai yang meskipun tidak tampak tapi sangat berperan.
Rencana dan keinginan besar Walikota Baubau AS Tamrin untuk mengembalikan fungsi Benteng Keraton Buton sesuai dengan aslinya, mendapat dukungan dari Sultan lembaga adat Buton, dr H La Ode Izat Manarfa M.Sc dan La Ode Muhammad Aksa dari BPCB wilayah kerja Sulsel, Sultra dan Sulbar. Bahkan, dr Izat Manarfa dan La Ode Muhammad Aksa mengusulkan agar dalam wilayah Benteng Keraton Buton beroperasi kendaraan tanpa polusi.
Selain itu, La Ode Muhammad Aksa juga mengusulkan agar dibuat Badan Pengelola untuk memaksimalkan rencana Walikota Baubau sebab Undang-Undang cagar budaya juga mendukung tentang itu. Selain itu, agar dibuatkan museum sehingga ada ruang informasi. Kemudian dibuatkan tempat loket.
Ditempat yang sama Kadis Pariwisat Kota Baubau Ali Arham, S.Sos, M.Si menjelaskan, pemanfaatan cagar budaya akan menjadi destinasi wisata yang bertaraf internasional untuk menghidupkan ekosistem kebudayaan berupa ritual budaya, kesenian dan sebagainya. Kemudian perlindungan tentang cagar budaya Benteng Keraton Buton termaksud kasulana tombi yang sebentar lagi akan menjadi obyek wisata yang akan banyak dikunjungi orang.
Karena itu, langkah yang akan diambil adalah revitalisasi dalam rangka pemberdayaan SDM, ekonomi kerakyatan dan kelembagaan adat. Kemudian, peningkatan ketahanan budaya dan kemajuan peradaban dunia yang penuh tantangan termaksud covid-19.
Saat ini Zonasi rencana induk pariwisata daerah telah dibuat, dimana didalam Kawasan Benteng terdiri dari 65 obyek wisata yang menjadi sasaran untuk tahun 2021 dan tahun mendatang yang meliput dua kelurahan yakni Melai dan Baadia.
“Jadi merupakan wilayah kerja sama BPCB, Dinas Dikbud, PUPR, Lingkungan Hidup dan Perumahan termaksud Bappeda. Untuk cagar budaya yang menjadi salah satu wilayah penataan yakni lawana burukene ini sangat memprihatinkan, lawana gundu-gundu, lawanan lanto, lawana dete, baluarana kalau, boka-boka dan gundu-gundu, lawanan rakia, godhona oba,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam rapat teknis tersebut turut dihadiri oleh Sekot Baubau Dr Roni Muhtar, M.Pd, Asisten II Ibnu Wahid, ST, MM, Kadis Pendidikan Abdul Karim, S.Pd, M.Si, Kadis Pariwisata Ali Arham, S. Sos, Kadis PU Andi Hamzah, SH, M.Si, Kadis Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Drs Tamsil Tamim, M.Si, Kadis Perhubungan H Idrus Taufik Saidi, S.Kom, M.Si, Kadis BPKAD Yuli Widiarti, ST, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel. Sultra dan Sulbar La Ode Muhammad Aksa bersama jajarannya. (Adm)