SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Sebanyak 10 sekolah di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provonsi Sulawesi Tenggara (Sultr) lolos dalam program sekolah penggerak (PSP). Kini, sekokah tersebut mengikuti diklat bersama 111 kabupaten/kota di Indonesia. Program PSP merupakan episode ketujuh program merdeka belajar yang digagas oleh Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Setelah ditetapkan Kementerian lolos seleksi, 10 sekolah di Buteng yakni (3 SMP, 5 SD dan 2 TK/PAUD) langsung mengikuti diklat komite pembelajaran selama 10 hari secara online sejak tanggal 23 Juni hingga 2 Juli,” kata La Uhi, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Buteng usai mengikuti workshop penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah Penggerak (KOSP) di SDN 7 Lakudo, Senin (05/07/2021).
Pelatihan tersebut melibatkan seluruh kepala sekolah dan guru yang dikategorikan lolos dalam seleksi. Selama kurun waktu 10 hari, para kepala sekolah dan guru menerima materi dari tim Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) terkait dengan profil pelajar pancasila.
“Materinya itu tentang pendidikan memerdekakan, kemudian penyusunan kerangka kurikulum operasional satuan pendidikan, penyusunan modul ajar dan asesmen,” tambahnya.
Dalam asesmen, lanjut La Uhi yakni ada beberapa materi yang diberikan terkait bagaimana pelaksanaan asesmen di setiap satuan pendidikan sebagai materi inti.
“Intinya selama beberapa hari tersebut para kepala sekolah, guru dan pengawas diberi pengutan sumberdaya agar mampu meningkatkan kemampuan peserta didik,” jelasnya.
Setelah menerima materi diklat, tindak lanjutnya adalah setiap tingkat satuan pendidikan mulai dari SD hingga SMP diwajibkan menyusun kurikulum operasional pendidikan. Kemudian para guru menyusun modul ajar dan asesmen untuk di implementasikan di satuan pendidikan masing masing.
“Jadi kegiatan kami hari ini yang diinisiasi oleh dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Buteng untuk berkolaborasi dengan satuan pendidikan, SMP dan SD yang telah mengikuti kegiatan diklat untuk menyusun kurikulum untuk dijadikan pedoman dan acuan dalam proses pembelajaran,” bebernya.
Output dari materi yang diberikan diharapkan hasil belajar para siswa bisa diatas rata rata sebab proses pembelajaran terpusat pada siswa.
“Untuk model atau materi yang akan diberikan kepada siswa ada 2 agar meningkat level pembelajarannya yakni model literasi dan numerasi. Di sini siswa akan berpartisipasi aktif melalui bacaan maupun perhitungan untuk meningkatkan kemampuannya,” ungkapnya.
Selain itu, nantinya para guru akan melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan dengan arahan (intervensi) Kemendikbud. Bentuk intervensinya dilakukan secara holistik mulai dari pembinaan sumber daya manusia (SDM) dan perencanaan selama 3 tahun.
Olehnya it, sebelum menutup pembicaraan usai mengikuti workshop, La Uhi mengatakan kalau saat ini sekolah di Buteng yang mengikuti program sekolah penggerak telah siap menerapkan materi yang diberikan selama diklat.
“Untuk PSP ini akan diterapkan saat tahun ajaran baru semester ganjil 2021-2022 tepatnya bulan Juli tanggal 12 kesepuluh sekolah ini sudah menjalankan program tersebut,” tutupnya (Adm).
Peliput : Arwin
Editor : Basyarun