SATULIS.COM, BAUBAU – Heboh vaksin Nusantara diakui dunia. Narasi tersebut viral bersama potongan video berisikan pernyataan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto soal vaksin dendritik besutannya sudah dimuat dalam jurnal internasional Pubmed.
Narasi vaksin Nusantara diakui dunia akhirnya dibantah dr Ines Atmosukarto, peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Adelaide Australia. Dirinya menegaskan bukan berarti suatu vaksin COVID-19 dimuat penelitiannya dalam jurnal internasional, vaksin tersebut otomatis diakui secara dunia.
Lebih lanjut, Ines menilai jurnal vaksin Nusantara yang dimuat bukan laporan soal hasil penelitian vaksin. Maka dari itu, narasi vaksin Nusantara diakui dunia tentu tidak berdasar.
“Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian,” kata dr Ines, dikutip dari turnbackhoax.
Disimpulkan, narasi yang mengklaim vaksin Nusantara diakui dunia adalah hoax. Hingga kini tidak ada sumber informasi yang valid menyatakan vaksin Nusantara sudah disetujui di Indonesia, maupun di dunia.
Seperti diketahui, vaksin yang ‘diakui dunia’ atau masuk dalam daftar emergency use listing WHO meliputi vaksin Pfizer, vaksin Moderna, vaksin Sinopharm, vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca.
Sementara, jurnal yang diklaim eks Menkes Terawan berupa bukti vaksin Nusantara diakui dunia hanyalah berisikan hipotesa soal kemungkinan efektivitas melawan Virus Corona. Sekali lagi ditegaskan, bukan jurnal yang melaporkan hasil penelitian.
Adapun narasi heboh vaksin Nusantara diakui dunia yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Narasi:
“AKHIRNYA!! DUNIA SETUJUI VAKSIN NUSANTARA, DOKTER TERAWAN TERDEPAN BERHASIL SELAMATKAN DUNIA”
“Kita sudah punya teknologinya kita tinggal ngembangkannya dan kita bisa menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy yang dunia juga sudah menyetujui menjadi, atau menghipotesiskan untuk menjadi the beginning of the end, mulai untuk mengakhiri Covid-19. SARS-Cov-2 artinya apa? Artinya kita bisa menyesuaikan kapan saja mau mutasi kayak apa bisa kita sesuaikan. Dampaknya ketahanan kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik buat setiap warga negara. Sekarang di seluruh dunia sedang membicarakannya termasuk terakhir dari New York dan sebagainya karena di Elsevier sudah terbit jurnal Pubmed, itu isinya adalah Dendritic Cell Vaccine Immunotherapy atau vaksin Nusantara, the beginning of the end, cancer and Covid-19. Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini termasuk Covid-19 adalah Dendritic Cell vaksin Immunotherapy atau Vaksin Nusantara. Tadi kita bisa melihat apa yang sudah dipaparkan oleh narasumber, dokter Joni, begitu gamblang. Bagaimana perbedaan antara konvensional vaksin, dengan vaksin yang berbasis Dendritic Cell atau yang kita sebut intervensional dan sebagainya.”