SATULIS.COM, WAKATOBI – Bupati Wakatobi H Haliana melaunching pengembangan bawang merah sebagai implementasi program merdeka pangan di desa Komala, Kecamatan wangi-wangi Selatan,Jum’at (15/9/2021).
“Launching ini dilakukan dalam rangka pengembangan bawang merah, sebagai implementasi program merdeka pangan kabupaten Wakatobi,” ungkap Haliana saat melakukan launching pengembangan bawang merah.
Lanjut, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Wakatobi, Pemerintah daerah akan terus berupaya mencari komoditas yang bisa dikembangkan di daerah. Hal itu guna memberi nilai tambah pada kesejahteraan masyarakat Wakatobi secara masif. Salah satunya adalah bawang merah.
“Potensinya besar, pasarnya juga jelas, oleh Kementerian Pertanian (Kementan), untuk pengembangan bawang merah nasional di Sultra ada di enam Kabupaten, salah satunya adalah Wakatobi,” ujarnya.
Di kesempatan itu juga, Haliana menyampaikan bahwa saat ini Pemda Wakatobi tengah mengajukan rancangan Peraturan daerah (Perda) tentang lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pasalnya semua persyaratan dalam pengajuan bantuan pertanian ke Kementerian harus di sertakan Perda tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
“LP2B ada sekira 1.004,60 hektare, dan mudah-mudahan dapat segera dibahas dalam agenda-agenda rapat tahun ini agar bisa dituntaskan. Karena selama ini di Wakatobi belum ada. Sehingga saya sampaikan kepada kepala dinas pertanian agar bergerak cepat. Semua itu bisa berhasil bukan karena hanya niat kami, tetapi kerjasama kita semua, Pemda, pengusaha, masyarakat, dan para pemangku adat, itu yang sangat menentukan,” paparnya.
Sementara itu, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wakatobi, Tamrin, menyatakan ada beberapa komunitas pertanian yang bisa di kembangkan di kabupaten Wakatobi. Selain bawang merah, yakni pengembangan komuditas ubi kayu yang akan di tingkatkan produksinya, dan umbi-umbian lainnya seperti Porang, kano dan Opa akan menjadi komuditas.
“Yang akan menjadi program unggulan kita adalah pengembangan sorgum, jadi dilahan-lahan yang mungkin tidak bisa kita tanam bawang merah kita akan tanam dengan sorgum,” paparnya.
Lanjutnya, untuk mempertahankan ketahanan pangan, ada 3 langkah strategis yang di kenal secara bertingkat. Pertama, peningkatan produksi pada masa tanam, percepatan masa tanam, kemudian pengembangan tanah kritis namun bisa di tanami oleh tanaman-tanaman lokal.
“Investasi pangan berbasis lokal melalui pemanfaatan masif pangan lokal seperti ubi kayu, jagung, pisang, kelengkeng, dan lain-lain yang bisa di kembangkan di kabupaten Wakatobi, juga pemanfaatan lahan pekarangan,” tuturnya.
Tambahnya, Wakatobi juga telah memiliki lahan LP2B seluas 1004,60 hektar dan ini adalah lahan utuh yang bisa kembangkan untuk berbagai komuditas.
“Merdeka pangan tidak lepas dari kedaulatan pangan merdeka pangan ini petani yang tadinya hanya menanam sekali satu tahun selama puluhan tahun ini, tapi dalam setahun ini bisa kita lakukan penanaman selama tiga kali. Saya juga pastikan selepas launching pengembangan bawang merah nanti kita harapkan tempat belajar bagi kelompok tani,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Wakatobi Haliana melakukan penyerahan bibit, pupuk dan penanaman bawang merah, serta ditandai dengan pemukulan gong oleh Asisten Deputi Akses Permodalan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Suparman sebagai tanda dicanangkannya Program Merdeka Pangan Kabupaten Wakatobi di lahan yang luasnya sekita 4 hektare. (Adm)
Penulis : Arjuno