Jumat, November 22, 2024

Pesta Adat Kande-Kandea Miliki Nilai Spiritual dan Edukasi

SATULIS.COM, BAUBAU – Sebagai budaya yang telah di laksanakan turun temurun, pesta adat kande-kendea tidak bisa hanya dimaknai sebagai bentuk euforia semata. Pasalnya, selain memiliki nilai Spiritual pesta adat kande-kandea juga memiliki nilai Edukasi yang banyak mengandung hikmah di dalamnya.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse melalui sambutannya, saat menghadiri dan mengikuti pesta adat kande-kandea di Baruga Keraton Wolio Baubau, Ahad (17/10/2021). Pesta adat tersebut merupakan rangkaian dari hari jadi Baubau yang ke 480 dan HUT Kota Baubau yang ke 20.

La Ode Ahmad Monianse menuturkan, nilai spiritual dari pesta adat kande-kandea tersebut adalah sebagai ungkapan rasa Syukur kepada Allah Subhanahu Wataala. Di mana atas segala Rahmat dan Karunianya Kota Baubau masih tetap aman dan damai hingga memasuki usia yang ke 20 sebagai daerah otonom.

“Secara pedagogis, pesta adat ini juga memberikan pelajaran kepada kita, bahwa tidak ada satu pun yang bisa kita lakukan tanpa adanya kerja sama, tanpa saling menyayangi, saling kasih mengasihi, saling mengayomi, dan saling tenggang rasa di antara kita sebagai mana yang telah terkandung dalam PO-5,” tuturnya.

Ditambahkan, Wali Kota Baubau Dr. H. AS Tamrin, MH. menggali nilai-nilai luhur tersebut demi terjaganya kultur budaya masyarakat Buton. Yang mana nilai-nilai yang terkandung dalam PO-5 tersebut dielaborasi dari Sara Pataanguna, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Buton.

“Tentunya harapan beliau adalah, agar nilai-nilai luhur ini tidak hanya menggema lewat baliho-baliho atau spanduk-spanduk saja. Namun benar-benar dapat menjadi acuan di dalam pergaulan kita sehari-hari, baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat maupun dalam dunia Birokrasi,” imbuhnya.

Baca Juga :  China Dominasi TKA PLTMG Kolese

La Ode Ahmad Monianse juga mengungkapkan, Kerajaan Buton adalah merupakan kerajaan yang berdiri sejak Tahun 1330 M. Yang kemudian bertransformasi menjadi sebuah Kesultanan pada Tahun 1541 M dan di Tahun itulah dijadikan sebagai tonggak perhitungan awal berdirinya sebuah daerah baru.

“Yaitu Baubau yang menjadi Kota yang kita huni dan kita cintai bersama serta kita akan kembangkan bersama, agar menjadi tempat hunian yang layak dan nyaman buat siapa saja yang berdomisili maupun yang datang berkunjung di Kota ini. Untuk itu, mari kita jadikan HUT Baubau ini sebagai momentum untuk terus berbenah,” ajaknya.

Lebih lanjut La Ode Ahmad Monianse menjelaskan, pesta adat Kande-kandea adalah merupakan sebuah ritual adat yang dipersembahkan kepada tamu-tamu agung yang datang di Kerajaan atau Kesultanan Buton. Selain itu, Juga sebagai upacara penghormatan kepada para pasukan yang telah memenangkan sebuah pertarungan di medan laga.

“Jadi ritual ini adalah merupakan sebuah ungkapan rasa syukur atas kemenangan atau keberhasilan. Semoga apa yang menjadi semangat awal dari para leluhur ini, juga akan menjadi penyemangat kita hari ini dalam menyambut kemenangan, menyambut kebahagiaan di dalam menata kota kita ini agar lebih baik lagi ke depannya,” tutup La Ode Ahmad Monianse.

Pesta adat kande-kandea tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tamu terhormat, di antaranya ialah
Dr. dr. H. R. Agung Laksono dan perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Selain itu, juga hadir sejumlah tamu undangan dari berbagai daerah termasuk sejumlah Raja-raja yang ada di Indonesia.

Sebelum pelaksanaan pesta adat kande-kandea tersebut, Wakil Wali Kota Baubau terlebih dahulu mengikuti kegiatan Pesona Santiago. Yaitu melakukan Ziarah ke makam Sultan Murhum dan makam Pahlawan nasional Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Ikoo). (Adm)

Baca Juga :  AS Tamrin Tutup Usia, PWI Berduka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles