Akhir- akhir ini mulai banyak orang yang berlomba-lomba untuk memulai suatu bisnis, bukan hanya dari kalangan orang dewasa saja melainkan juga dari kalangan remaja. Tidak bisa dipungkiri bahwa dimasa pandemi covid-19 banyak orang-orang yang terpaksa harus memutar otak untuk mencari nafkah demi sesuap nasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial kian meningkat. Hal tersebut membuat salah satu pasangan suami istri dikota Baubau, Sulawesi Tenggara ini mengambil jalan tengah dengan membangun sebuah usaha sembako yang kini terus berkembang. Beliau adalah bapak Sabaruddin dan ibu Asmawati. Pasangan yang memiliki 3 orang anak ini mulai menekuni bisnis sembako dari tahun 2017.
Usaha tersebut bermula Ketika beliau melihat tempat yang berada dikawasan kadolokatapi, km 6, kota Baubau, Sulawesi Tenggara yang menurutnya strategis dan mempunyai peluang usaha yang cukup besar, dimana masyarakat masih harus pergi ke kota untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang mana jaraknya terbilang lumayan jauh (6-7km). Juga Kawasan tersebut merupakan salah satu jalur yang sering dilewati oleh kenderan karena merupakan jalan penghubung antara kota Baubau dan Kabupaten Buton.
Beliau memutuskan untuk membuka toko yang menyediakan kebutuhan sembilan bahan pokok untuk kebutuhan masyarakat setempat agar tidak perlu lagi menempuh jarak jauh untuk sekedar membeli kebutuhan harian. Toko tersebut diberi nama toko Belinda yang juga menjual barang-barang grosir seperti makanan ringan dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu toko ini kemudian tidak hanya menyediakan barang-barang sembako, tetapi juga keperluan lainnya seperti alat bangunan, pulsa telepon, token listrik, dan lain-lain.
Pada awal tahun 2018, bapak Sabaruddin dan istri Kembali membuka depot air minum yang berada tepat disebelah toko sebelumnya dan diberi nama Bayu Tirta. Lagi lagi beliau melihat adanya peluang untuk membangun depot air minum. “Rata-rata masyarakat setempat mengonsumsi air isi ulang yang cukup besar, sementara air isi ulang yang tersedia jaraknya kurang lebih sekitar 1-2 kilo meter, sehingga peluang itu yang kemudian bisa mendekatkan usaha air isi ulang supaya akses mereka lebih dekat,” tutur beliau.
Sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia mulai meluas hingga masuk ke kota Baubau, pendapatan toko ini juga mengalami penurunan seperti yang dirasakan oleh para pengusaha mikro lainnya. Namun hal tersebut tidak mengalahkan tekad beliau dan istri untuk terus mengembangkan usaha yang mereka lakoni dengan tetap mengikuti arahan pemerintah untuk selalu menerapkan protokol Kesehatan.
Beliau menganggap hal tersebut justru merupakan salah satu tantangan yang harus dilewati oleh seorang pengusaha. Beliau selalu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dalam menempuh Langkah kedepan tidak boleh hanya berpatokan bahwa kita harus bekerja disebuah instansi, tetapi bagaimana caranya agar dapat bermanfaat dengan membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
“kita harus bisa membangun motivasi didalam diri kita untuk memulai sebuah usaha karena sebuah usaha berhasil atau tidak, kita akan tahu Ketika kita berani untuk memulai.” Tutur beliau yang ditujukan kepada orang-orang yang masih ragu-ragu untuk memulai usaha. (***)
Penulis : Wa Ode Linda Aswiana