SATULIS.COM, WAKATOBI – Uji coba budidaya udang Vaname di Kabupaten Wakatobi dinilai sukses. Dalam proses uji coba tersebut masih menggunakan bioflok atau teknologi budidaya dengan diameter 10 meter. Dengan hasil memuaskan, di 2022 ini, Pemda Wakatobi mulai merencanakan pengembangan budidaya udang vaname hingga 2 hektar yang juga menggunakan bioflok.
“Di perubahan anggaran nanti, paling kurang 2 hektar. Dari panen yang ada ini, kita bersyukur sekali karena ini merupakan bukti bahwa udang vaname di Wakatobi cocok,” ujar Bupati Wakatobi H Haliana, usai panen total udang vaname di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Numana, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Senin (07/03/2022).
Dikatakan, untuk tahun 2022 ini, pengembangan udang vaname masih menyesuaikan dengan anggaran pada perubahan anggaran tahun 2022. Namun, nanti pada tahun 2023 akan dikembangkan lebih luas.
“Harapannya kita di semua desa-desa atau di wilayah-wilayah yang tidak termanfaatkan yang masih kosong utamanya di pinggir pantai ini di upayakan untuk bisa menjadi pengembangan udang vaname,” harapnya.
Sementara itu, untuk kesiapan lahan pengembang udang vaname, lanjut Haliana, sudah ada beberapa pilihan lahan yang telah di ajukan oleh masyarakat. Baik yang ada di Kecamatan Wangsel tepatnya di pulau Kapota maupun di Pulau Tomia.
“Sekarang masih kita memiliki lahan-lahan yang diajukan oleh teman-teman dari beberapa desa. Ada dari Kapota, mereka meminta 2 hektar dan itu lahan-lahan pribadi masyarakat. Di Tomia juga, saat kami berkunjung ada lahan 1,5 hektar kami tinjau lahannya bagus sekali di pinggir laut,” ungkapnya.
Terkait pengelolaannya nanti, tambah politisi PDIP itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa skema yang ditawarkan kepada masyarakat. Namun, pihaknya belum di putuskan alternatif apa dan seperti apa yang akan di dipakai agar pemilik lahan maupun masyarakat atau kelompok- kelompok masyarakat yang terlibat tidak di rugikan.
Penulis : Arjuno
Editor : Hariman