SATULIS.COM, WAKATOBI – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Provinsi Jawa timur, melakukan kunjungan kerja dalam rangka studi tiru pengelolaan ke pariwitaan di Kabupaten Wakatobi.
Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, mengikut sertakan seluruh kepala perangkat organisasi Daerah (OPD) Mojokerto. Mulai dari Sekda, Kepala OPD hingga para Kabag Sekretariat Daerah Kota Mojokerto.
Ika Puspitasari saat ditemui mengatakan, salah satu rencana pembangunan jangka menengah daerah Pemerintah Kota Mojokerto adalah memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata berbasis sejarah dan budaya lokal.
Sehingga, berdasarkan prioritas tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto mendapatkan lokasi prioritas (lopri) dari Bappenas pada 2023 mendatang untuk DAK pariwisata tematik, terintegratif, yaitu pembuatan kawasan bahari Majapahit.
“Karena pariwisata adalah prioritas baru bagi Pemerintah Mojokerto, maka kami perlu menimba ilmu, mendapatkan informasi terkait skema pengelolaan pariwisata di Kota Mojokerto,” kata Ika.
Sehingga kehadirannya bersama jajaran di Kabupaten Wakatobi dalam rangka mendapatkan informasi dan skema tersebut dapat terlaksana. Dimana Wakatobi sudah menjadi salah satu dari daerah di Indonesia yang memiliki Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), khususnya di bidang pariwisata.
Bupati Wakatobi, Haliana mengatakan, meskipun yang dilakukan oleh Pemkot Mojokerto adalah studi tiru, namun menurut Haliana pihaknya juga masih perlu banyak belajar dari Kota Mojekorto. Apalagi, Kota Mojokerto sudah berusia 104 tahun dan sudah menjadi kota metropolis.
“Kalau untuk pariwisata kita memang kurang lebih lima tahun, dari KSPN DAK pariwisata penugasan tematik dan terintegrasi ini, yang menjadi kelebihan kita salah satunya adalah terkait dengan pengelolaan aset-aset ini setelah diserahkan kepada Pemda,” ujarnya.
Lebih lanjut, beberapa waktu lalu Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi juga telah diundang oleh Bappenas untuk menyampaikan pengelolaan dan desain atau perencanaan pengelolaan wisata di Kabupaten Wakatobi.
Sehingga, aset-aset ini tidak terlantarkan, tetapi bisa termanfaatkan secara baik berguna bagi masyarakat dan memberikan kontribusi pada PAD di Kabupaten Wakatobi.
“Mungkin ini yang jadi salah satu studi tiru. Harapan kita juga, semoga semua ini bisa berguna untuk masyarakat Mojokerto, apalagi ini hal baru,” tuturnya.
Penulis : Arjuno
Editor : Hariman