SATULIS.COM, BUTON – Pj. Bupati Buton, Drs. Basiran, MSi bakal mengkampanyekan pemberantasan stunting di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Buton. Untuk itu semua RT, RW, Kepala Desa dan Lurah, Camat bahkan Kepala OPD harus paham dan memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang stunting.
Hal itu dikatakan Pj Bupati Buton ketika membuka Orientasi Pemanfaatan Elsimil dan Google Form Pada Proses Identifikasi Kasus Stunting bertempat di Aula Kantor Bupati Buton, Takawa, Pasarwajo, Sabtu, 27 Agustus 2022.
“Data Sulawesi Tenggara untuk stunting menunjukan peningkatan, sehingga harus dibuatkan program untuk penurunan stunting,” kata Pj Bupati Buton.
Kepala BPKAD Provinsi Sultra ini juga akan membuat inovasi baru yakni pemberian hadiah untuk ibu-ibu menyusui sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Desa dan apresiasi kepada Ibu.
“Supaya ibu-ibu yang menyusui minimal diberi penghargaan supaya ada rasa kebanggaaan sebagai ibu terbaik. Jadi diharapkan kreativitas para Kepala Desa untuk gerakan cinta ASI dimulai dari desa,” katanya.
Membangun daerah itu kata Mantan Sekwan Bombana ini tidak hanya membangun jalan ataupun membangun gedung tetapi yang utama itu membangun Sumber Daya Manusianya,” kata Pj Bupati Buton.
“Buton hari ini dengan potensi SDA yang cukup luas, makanan hasil laut yang cukup banyak, maka di harapkan 1000 Hari kehidupan pertama untuk generasi penerus anak cucu kita sebagai kebanggaan masyarakat Buton yakni terciptanya SDM yang mumpuni,” katanya.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Asnawi Jamaluddin, SPd, MSi, Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, Prof, drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, SM Repse. Pdh., Kepala Perwakilan Sulawesi Tenggara Drs. Asmar M.Si, Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Sultra dr. Fitriani Abu Kasim, M.Kes, Para Kepala OPD Lingkup Pemda Buton, serta Para Kader PKK, Bidan, Penyuluh se- Kabupaten Buton.
Semengtara itu, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, SM Repse. Pdh. Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI mengatakan Stunting merupakan gagalnya tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis.
“Prevalensi stunting di Indonesia ini sekarang adalah 24,4%, artinya dari 100 ibu yang melahirkan 24 bayi yang baru dilahirkan terkena stunting. Tumbuh kembang anak mulai terjadi sejak bayi masih dalam kandungan. Olehkarena itu, asupan ibu hamil sangat penting untuk mencegah adanya stunting,” ujar Deputi.
Dikatakannya cara memperbaiki ganguan tumbuh kembang anak dengan cara 1000 hari pertama kehidupan yaitu dengan pemberian ASI selama 2 tahun.
“Pentingnya air susu ibu juga sangatlah penting dalam pencegahan stunting karena ASI merupakan makanan satu-satunya untuk memenuhi nutrisi bayi,” katanya.
Diera digital sekarang ini lanjut Rizal Martua segala sesuatunya telah menggunakan teknologi. Oleh karena itu, dalam upaya penurunan angka stunting BKKBN memanfaatkan teknologi dengan menciptakan Aplikasi Elsimil yaitu Elektronik, Siap Nikah Siap Hamil.
“Aplikasi ini bertujuan untuk menjangkau para calon pengantin. Dengan Aplikasi Elmisil dapat menjadi media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil dan untuk pencegahan bayi lahir stunting baru,” katanya.
Pihak BKKBN juga telah menjalin kerjasama dengan KUA untuk mendata para calon pengantin. (adm)