SATULIS.COM, BUTON SELATAN – Warga Kelurahan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga, Rasid (51), mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton Selatan (Busel) yang dinilai tidak maksimal dalam menangani pasiennya.
Hal ini dikeluhkan Rasid menyusul kejadian penusukan terhadap anak kandungnya, Rian Suardi (26) pada malam pergantian tahun 2022-2023 lalu.
Setelah terlantar selama lebih dari dua jam di ruang IGD dengan luka sobek akibat sabetan senjata tajam di bagian kepala dan luka tusuk di perut sebelah kiri, Rian Suardi akhirnya meninggal dunia.
Mirisnya, pihak RSUD Busel tak mengizinkan ketika keluarga meminta agar korban dirujuk ke rumah sakit di Kota Baubau. Pihak RSUD Busel beralasan, syarat administrasi korban belum lengkap.
“Tapi itu bukan alasan, karena administrasi bisa diselesaikan belakangan asal korban ini di rujuk dulu,” beber Rasid kepada Satulis.com, Sabtu (21/1/2023).
Tak hanya itu kata dia. Ketika korban dalam kondisi sakratul maut, perawat yang berjaga malam itu bersikeras agar korban menjalani swab. Sementara sebagian organ yang terdapat pada perut korban telah keluar bergantungan melalui luka tusuk.
“Sekitar pukul 03:15 dini hari, korban meninggal dunia. Disini kami sangat kecewa sekalian dengan pihak RSUD Busel,” kesalnya.
Hinggan tiba di rumah duka, jenazah Rian Suardi dalam kondisi tak terurus. Usus sebelah kirim dibiarkan tergantung begitu saja. Begitu juga dengan luka sobek di kepala yang tak seutuhnya dijahit.
“Andai saja sejak masuk korban segera ditanganinya dengan baik dengan kata lain luka di perut dijahit agar usus nya tak di biarkan keluar, mungkin ada sedikit harapan. Tapi ini sama sekali tidak ada penanganan. Korban hanya di infus. Oksigen di pasang sekitar jam 02:00 Wita. Itu pun karena kondisi korban sudah kritis,” ungkapnya.
Kejadian ini telah disampaikan ke DPRD Busel. Namun hingga kini pihak DPRD belum merespon laporan tersebut. Padahal langkah ini dilakukan agar kejadian serupa tak terjadi lagi di bumi Gajah Mada itu.
Ia juga berharap agar pemerintah Busel mengevaluasi kembali kinerja direktur RSUD beserta jajarannya. Utamanya para petugas dan perawat yang bertugas pada malam kejadian.
Pasalnya, pelayanan buruk rumah sakit terhadap pasien bukan kali pertamanya ia rasakan. Sebelumnya, istrinya juga mengalami hal serupa. Kondisi sang istri akhirnya berangsur membaik setelah pindah rumah sakit di kota Baubau.
“Empat hari istri saya dirawat disitu tidak ada perubahan. Nanti kita pindah rumah sakit di Baubau baru istri saya sehat. Tidak ada tindakan disini (Busel). Hanya di infus saja,” pungkasnya. (Adm)