SATULIS.COM, Buton Tengah – Sidang paripurna pembahasan Anggaran Perubahan yang di gelar oleh DPRD Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dilaksanakan pada Selasa (29/09/2020) pagi hingga malam sempat terjadi ketegangan.
Hal itu diketahui dari salah satu unggahan akun Facebook Putra Buton di group Facebook Buton Tengah GULAMASTA.
Dalam postingannya, Ia menuliskan beberapa kalimat yang menurutnya salah dan tidak mencerminkan wakil rakyat.
“Salah satu anggota DPRD Buteng pada sidang paripurna pembaharuan anggaran tidak mencerminkan wakil rakyat masih tersulut emosi tinggi, sehingga berkas yg di paparkan di sidang paripurna di robek dan dibuang di depan sidang,” tulis akun Facebook Putra Buton dalam postingannya.
Tak sampai disitu, pemilik akun ini melanjutkan tulisan dengan menyoroti apa yang dilakukan oleh anggota DPRD yang belakangan di ketahui berasal dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) atas nama Alim Alam.
“Inikah yg dinamakan wakil rakyat yg seharusnya kolaborasi itu penting antara eksekutif dan legislatif untuk kemajuan daerah buton tengah yg kita cintai,” kata Putra Buton diakhir tulisannya.
Selain unggahan tulisan, tampak postingan tersebut juga mengikutsertakan gambar politisi Nasdem (Alim Alam) yang sedang berbicara dengan tangan terangkat yang di duga usai melemparkan salah satu berkas/laporan salah satu OPD.
Dari gambar, tampak politisi Nasdem tersebut kelihatan kesal karena tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari salah satu dinas.
Untuk mengetahui lebih dalam, sejumlah awak media siang tadi coba menghubungi legislator asal partai Nasdem tersebut.
Melalui sambungan telpon, Alim Alam tidak menampik kebenaran postingan itu.
“Iya, saat sidang perubahan kemarin ada pemaparan 21 item kegiatan pembangunan jalan. Item tersebut kemudian kami dari komisi I khususnya saya mempertanyakan dalam rapat amandemen gabungan komisi,” tutur Alim alam, Rabu (30/09/2020).
Dalam rapat tersebut, Alim Alam menyoal beberapa item kegiatan yang di sodorkan untuk perubahan kedepan yang menurutnya tidak ada asas keadilan dalam pembangunan.
“Yang menjadi perhatian atas kritikan kami terkait pemerataan pembangunan. Mestinya tidak boleh di beda bedakan pembangunan di 7 Kecamatan,” katanya.
Menurutnya pembangunan jalan khususnya di Buteng, setiap daerah membutuhkan akses jalan yang memadai tak hanya fokus pada satu daerah atau kecamatan.
Kemudian dirinya mengambil beberapa contoh di Buteng seperti Kaliwu Liwuto yang berada di Kecamatan Gu dan Sangiawambulu.
“Di Sangiawambulu itu hanya jalur porosnya yang bagus sementara di bagian dalam tidak. Itu yang kemudian sidang kemarin membuat panas,” bebernya.
Tetapi belakangan, masih kata Alim Alam, dirinya tidak mengetahui kalau kemudian ada yang memotret kejadian tersebut lalu mengunggah di media sosial yang seolah olah sudah terjadi sesuatu.
“Tiba tiba ada yang postingan, seolah olah kita sudah bersiteru atau cek cok. Bagaimana saya mau cek cok saya tidak punya lawan. begitupun sebaliknya saya mau cek cok sama siapa,” pungkasnya.
Untuk mengetahui daerah mana saja yang menjadi fokus 21 item pembangunan jalan, media kemudian mengujungi dinas Pekerjaan Umum (PU) Buteng.
Namun setibanya di dinas tekhnis tersebut, salah satu staf yang berada disana mengatakan bahwa kepala dinas sedang berada diluar daerah. (Adm)
Peliput : Arwin