Jumat, November 22, 2024

Tekan Angka Stunting, Pemkab Buton Terapkan Pendekatan Berbasis Kearifan Lokal

SATULIS.COM, Buton – Dalam rangka menekan angka Stunting di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton melakukan pola pendekatan berbasis kearifan Lokal. Hal itu ditegaskan Kepala Bappeda Kabupaten Buton, Ahmad Mulia, SPt. MSi dalam acara Penilain Kinerja Stunting di Kabupaten Buton yang dihadiri para Panelis, di Aula Kantor Bupati Buton Takawa, Pasarwajo, 27 Oktober 2020.

Ahmad Mulia yang juga Ketua Tim Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Buton, melaporkan, ketika Kabupaten Buton ditetapkan sebagai target dalam penangan stunting tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama oleh semua komponen daerah.

“Berbagai upaya melalui arahan bijaksana dan terarah dari bapak Bupati telah hadir berbagai strategi baik Pendekatan spesifik maupun sensitive. Pendekatan jangka pendek maupun jangka panjang. Arahan kebijakan agar tidak menghadirkan kegiatan yang instant atau karititif menjadi standart Operasional da dalam penerapan aksi di lapangan di samping mengacu pada pedoman pengendalian stunting oleh pemerintah pusat,” katanya.

Kita sadar kata Kepala Bappeda bahwa stunting bukan lah hal yang sederhana seperti membalikan telapak tangan. Karena pengendalian stunting sudah menyakut pola hidup yang dimana karakter manusia menjadi irisan yang dapat berpengaruh didalamnya pendekatan diterapkan.

Tentunya kata Ahmad Mulia, pendekatan harus tetap mempertimbangkan kearifan local sebagai pengikat dan sebagai fokal point sangat berpengaruh dalam capaian penurunan stunting.

Sekedar informasi, penilaian kinerja stunting di Kabupaten Buton di fokuskan di Desa Laburunci Kecamatan Pasarwajo. Selain itu Pameran Penanganan Stunting juga digelar di Aula Kantor Bupati Buton. Sejumlah keberhasilan dan Sosialiasi penangan stunting ditampilkan masing-masing OPD, baik melalaui visual maupun audio visual.

Sebelumya, Bupati Buton Drs La Bakry saat membuka kegiatan mengatakan, Stunting merupakan Program Nasional dimana Intervensi Program dan Kegiatannya juga menjadi mandatory Pemerintah Pusat, sehingga kebijakan dana transfer ke daerah dan melalui dana Desa telah dialokasikan dalam Percepatan dan Penangan Stunting.

Baca Juga :  Gelar Pesta Adat Maataano Santa, Masyarakat Desa Galanti Undang Khusus Umar Samiun
Ketgam : Bupati Buton, Drs La Bakry membawakan sambutannya dalam acara Penilain Kinerja Stunting di Kabupaten Buton yang dihadiri para Panelis, di Aula Kantor Bupati Buton Takawa, Pasarwajo, 27 Oktober 2020. (Diskominfo Buton/Satulis.com)

Dikatakan La Bakry, prevalensi Stunting di Kabupaten Buton tahun 2017 mencapai 38,3 persen menurun ditahun 2018 mencapai 31,4 persen dan ditahun 2019 terjadi penurunan mencapai angka 27,1 persen.

Orang Nomor satu di Kabupaten Buton ini pun berharap pencapaian tersebut harus lebih ditingkatkan agar penurunan angka stunting lebih signifikan dengan intervensi program dan kegiatan yang terintegrasi baik melalui pembiayaan daerah maupun pembiayaan melalui dana desa.

“Saya berharap program kegiatan yang direncanakan baik melalui intervensi Spesifik maupun Intervensi Sensitif dapat tepat sasaran terutama sasaran 1.000 Hari Pertama Kehidupan,” katanya.

Untuk itu Ketua Partai Golkar Buton menekankan agar Tim Percepatan dan Penanganan Stunting Terintegrasi memperhatikan 8 Tahapan rencana Aksi yang telah ditentukan oleh Pemerintah pusat. Pelaksanaan Penilaian Kinerja penanganan Stunting tersebut ini merupakan Tahapan ke akhir dari Delapan Rencana Aksi yang ditentukan.

“Semoga apa yang menjadi rekomendasi untuk percepatan penanganan stunting terintegrasi dapat mempercepat penurunan stunting khususnya di Kabupaten Buton dan umumnya di Seluruh Daerah lokus di Indonesia dan kita berharap target penurunan stunting di Indonesia pada Tahun 2024 sebesar 14 % dapat Tercapai,” katanya.

Bupati Buton kembali menekankan penarapan protocol kesehatan. “Saya kembali menegaskan mari kita patuhi Protokol Kesehatan yang telah dianjurkan oleh Pemerintah dan yang tidak kalah penting mari Kita berdoa agar Cobaan Pandemi Covid 19 ini cepat berlalu,” pungasnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak.

Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan malnutrisi diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2 hingga 3 persen Produk Domestik Bruto setiap tahunnya. (Adm)

Baca Juga :  Mustari Bersama Penasehat DWP Tatap Muka Perdana dengan Pengurus dan Anggota DWP Buton

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles