SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Puluhan warga Desa Tolandona Matanaeo, Kecamatan Sangiawambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang di dominasi oleh ibu ibu, mendatangi kantor Sekretariat Daerah, Senin (04/01/2021).
Kedatangan mereka guna mempertanyakan hasil pemilihan kepala desa (Pilkades) di desa Tolandona Matanaeo yang di duga sarat dengan kecurangan.
Saat berada di depan kantor sekretariat daerah, sejumlah warga ini langsung di cegat dan diajak dialog oleh beberapa pejabat yang berada disana.
Lama berdialog, akhirnya warga mau menerima saran dari pejabat yang menemui mereka untuk di lakukan audiens di aula sekretariat.
Nur Afnianti (35) salah satu warga yang turut ikut dalam rombongan menuturkan bahwa kedatangan mereka untuk menagih janji Kadis DPMD.
“Kita datang untuk menagih janji kadis DPMD. Kenapa?, karena pada saat pemilihan kades di desa kami ada kecurangan yang dilakukan oleh Musbadoming pada calon yang lain,” tutur Afnianti saat di temui.
Bentuk kecurangan yang di lakukan, lanjutnya, dengan melakukan mobilisasi massa dari kelurahan untuk melakukan pencoblosan di desa Tolandona Matanaeo serta membagi-bagikan sejumlah uang kepada warga agar memilih calon urut 2 (Musbadoming).
“Kecurangan itu di tau usai pemilihan karena disana ada daftar pemilih yang bersal dari kelurahan. Hal ini sudah kami laporkan ke kadis DPMD dan beliau janji akan memproses hal itu, tapi sampai sekarang tidak jelas. Makanya kami datang untuk tanyakan itu” lanjutnya.
Di tempat yang berbeda, Musbadoming, saat di konfirmasi melalui sambungan telponnya membantah tuduhan yang dialamatkan padanya.
Menurutnya, apa yang di katakan tersebut dikarenakan tidak mau menerima kekalahan saat pilkades Desember lalu.
“Yang datang itu dari calon kades yang kalah bertarung dan tidak terima. Kemudian mereka mencari cari kesalahan,” katanya.
“Apalagi saya di tuduh mengarahkan warga kelurahan untuk memilih, itu tidak benar. Bisa di cek datanya kalau itu bukan warga desa Matanaeo dan orang orang itu sudah terdaftar di desa sejak 2019, dokumennya lengkap (KTP dan KK),” tambahnya.
Tentang money politik, Musbadoming, juga membatah tuduhan tersebut. Beredarnya video di masyarakat yang membagi uang dianggap sebagai rekayasa agar menjatuhkan dirinya.
“Ada video yang tersebar hanya suara dan membagikan uang katanya dari saya, silahkan cek. Kalau ada video dan uang diatas meja terus di bilang itu money politik luar biasa. Saya juga bisa bikin video seperti itu baru bilang hal yang sama, ” tegasnya.
Diakhir perkataannya, tentang semua tuduhan tersebut Ia serahkan kepada tim Kabupaten yang akan turun dalam waktu dekat di desa Tolandona Matanaeo.
“Dalam waktu dekat akan turun tim kecamatan bersama kabupaten untuk menelusuri itu, kita serahkan semua pada mereka,” pungkasnya.
Hingga berita ini tayang, Kadis DPMD Kabupaten Buton Tengah belum di konfirmasi terkait apa penyebab lambannya penanganan masalah pilkades di desa Tolandona Matanaeo.
Diketahui, Pilkades Tolandona Matanaeo yang digelar secara serentak pada 20 Desember 2020, diikuti oleh tiga calon, masing-masing, Laode Harun, Musbadoming dan laode Hasyim. Musbadoming sendiri keluar sebagai pemenang. (Adm)
Peliput : Arwin