Jumat, November 22, 2024

Gubernur Ali Mazi Pastikan Pembangunan Jembatan Pulau Buton-Muna Tidak Ada Kendala

SATULIS.COM, BAUBAU Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH. memastikan pembangunan jembatan penghubung antara pulau Buton dan Muna tidak akan ada kendala. Pasalnya, pemerintah Kota Baubau dan Buton Tengah telah melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan tersebut.

Hal ini diungkapkan Ali Mazi kepada sejumlah media usai meninjau lokasi rencana pembangunan jembatan penghubung pulau Buton-Muna di Kelurahan Palabusa Kec. Lea-Lea Kota Baubau, Sabtu, (30/1/2021).

Dalam peninjauan tersebut, Ali Mazi didampingi oleh Wali Kota Baubau Dr. H. AS Tamrin, MH., Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse, dan Sekda Kota Baubau Dr. Roni Muhtar, M.Pd.

Kepada sejumlah media Ali Mazi menuturkan, pembebasan lahan dari pemerintah Kota Baubau dan Kabupaten Buton Tengah sudah siap dan tidak ada masalah. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan evaluasi khususnya masalah tanah dan tinggal menunggu penyelesaian DID.

“Pembangunan jembatan ini saya rencanakan sejak tahun 2003 masa periode pertama saya jadi Gubernur, nanti tahun 2020 baru kita bisa laksanakan. Untuk itu saya menghimbau agar masyarakat mendukung sepenuhnya proyek perencanaan ini, karena ini adalah salah satu ikon dunia juga”, ujarnya.

Orang nomor satu di Sultra ini juga mengungkapkan, mengingat pemerintah Pusat telah serius dalam rencana pembangunan tersebut maka pemerintah daerah lebih serius lagi. Untuk itu, pihaknya merasa bersyukur karena pemerintah Pusat sangat mensuport baik secara moril maupun finansial. 

“Pulau Buton dan Muna ini harus jadi satu sehingga betul-betul Sulawesi Tenggara ini menjadi satu kesatuan. Oleh karena itu, Visi dan Misi saya disebut dengan Garbarata yang merupakan akselerasi pembangunan antara kepulauan dan daratan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan”, paparnya.

Baca Juga :  Gerindra Kota Baubau Sembelih Tiga Hewan Kurban

Lebih lanjut dijelaskan, panjang jembatan tersebut rencananya akan dibangun sepanjang 762 meter. Mengenai masalah dana pembangunan ia tegaskan agar tidak perlu dipermasalahkan. Pasalnya, proyek tersebut adalah proyek pemerintah pusat dan pemerintah pusat yang memikirkan anggarannya.

“Insya Allah ini bisa diwujudkan dalam waktu dekat ini dan nanti di sini akan juga dibangun kawasan Pariwisata. Jadi jembatan ini bukan hanya jembatan penyebrangan, tetapi nanti akan tumbuh ekonomi baru di sini karena adanya area wisata yang cukup bagus”, imbuhnya.

Gubernur dua periode ini menambahkan, area pariwisata yang akan dibangun tersebut akan dilengkapi dengan sarana prasarana yang cukup memadai. Ia optimis, jika jembatannya sudah jadi banyak para investor yang akan masuk. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar akan sangat luar biasa.

Sementara itu, sebelum meninjau lokasi rencana pembangunan jembatan penghubung Pulau Buton-Muna, Ali Mazi beserta rombongan lebih dulu meninjau lokasi rencana pembangunan Tugu Pahlawan Nasional dari Buton Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yikoo) di Kotamara dan rencana perluasan bandar udara Betoambari.

Terkait dengan rencana pembangunan Monumen Pahlawan Nasional Oputa Yiko, Ali Mazi mengaku pihaknya akan mempelajarinya lebih lanjut sebelum menetapkan titik lokasi pembangunannya. Hal tersebut ia maksudkan demi memperhatikan nilai estetika dari monumen tersebut.

“Tapi kira-kira di area Kotamara, namun kita juga harus memperhatikan nilai estetikanya. Karena ini nantinya akan menjadi salah satu ikon juga yang bisa menarik wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar terutama wisatawan mancanegara”, ungkapnya.

Sedangkan, untuk perluasan Bandara, Gubernur juga komitmen akan memperluas bandara Betoambari dengan panjang 3000 meter dan lebar 60 meter. Hal ini ia maksudkan agar pesawat Airbus bisa mendarat di Bandara Betoambari. Ali Mazi meyakini, dengan mendaratnya pesawat berbadan besar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Baubau dan sekitarnya.

Baca Juga :  Pembangunan Jembatan Buton-Muna, Pemkot Baubau Siapkan RP 1 Miliar untuk Pembebasan Lahan

“Kemarin saya sudah bersurat dengan panjang 2500 meter dengan lebar 45 meter, namun saya minta kepada kepala bandara agar ukuran tersebut diubah menjadi 3000 meter dengan lebar 60 meter. Hal ini kita maksudkan agar pesawat berbadan besar bisa mendarat di Bandara Betoambari ini”, pungkasnya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles