SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Pelaksanaan kegiatan Konferensi Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatra Utara, dengan menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum partai beberapa waktu lalu menyisahkan banyak persoalan.
Salah satu isu yang sempat hangat diperbincangkan di kalangan elit yakni adanya peserta KLB bayaran. Sehingga hal itu memicu reaksi dari berbagai pihak. baik politisi, akademisi maupun pemerhati politik.
Namun rasanya isu itu bisa saja benar, hal ini sebagaimana diungkapkan ketua Partai Demokrat Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) La Ode Af’alu Mahdi
Ia mengaku sempat ditawari sejumlah uang agar bisa berangkat menghadiri kongres di Sumatra Utara.
“Iya, waktu itu saya dimintai nomor rekening rencananya mau dikirimkam uang untuk berangkat ke sana (KLB),” kata La Ode Af’alu Mahdi saat di hubungi via phone, Sabtu (13/03/2021) sore.
Beberapa hari jelang pelaksanaan KLB, lanjut La Ode, dirinya juga sempat di hubungi melalui WhatsApp dan didatangi lansung oleh beberapa orang untuk ikut serta di kegiatan yang berlansung di Deliserdang Sumatera Utara (Sumut).
Namun Ia menolak dengan alasan bahwa dirinya kurang begitu tahu dengan tujuan diadakannya KLB.
“Dua kali kalau tidak salah ingat saya dihubungi dan didatangi. Awalnya katanya kita diminta untuk singgah di Makassar, kemudian disana katanya mau kumpul dan lakukan rapat baru kita ke Deliserdang tapi saya tolak,” ceritanya.
“Saya pastikan kalau dari Buteng tidak ada yang berangkat, mungkin hanya satu tapi dia sudah bukan lagi kader karena sudah dikeluarkan,” terangnya.
Sebab menurut La Ode, KLB yang di gelar di the Hill Resort Sibolangit itu bukan dari pengurus partai yang resmi.
“Kita masih mengakui AHY sebagai ketua, ini sesuai dengan hasil Kongres yang dilaksanakan tahun 2020 lalu,” tutupnya. (Adm)
Peliput : Arwin
Editor : Gunardih Eshaya