SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Apakah kita masih ingat dengan Faris Naufal (6) seorang bocah asal Desa Moko, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara yang sejak lahir mengidap cacat fisik (tidak punya anus)? Pasca operasi kondisinya sudah normal. Namun untuk perawatan medis keluarga mengeluh kesulitan biaya. Teranyar, uang donasi dari para dermawan ternyata tak kunjung diserahkan. Mengendap dimana uang itu?
Akibat masalah ini, para dermawan, masyarakat dan keluarga ribut di media sosial facebook. Mereka mempertanyakan uang donasi yang telah terkumpul sejak November 2020, namun belum diberikan sepenuhnya oleh para relawan donasi. Jumlahnya tak sedikit mencapai Rp 22.200.000.
Tokoh Pemuda Desa Moko, Azrun membenarkan masalah tersebut. Itu diketahui setelah dirinya mengunjungi kediaman Naufal yang tinggal bersama neneknya, Wa Tema.
“Donasi adik Naufal kalau bisa segera diserahkan pada pihak keluarga. Kasihan neneknya mengeluh tidak punya biaya untuk membeli pampers. Karena kondisi Naufal pasca operasi butuh perawatan dan pemulihan,” jelas Azrun saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Sabtu (10/7/2021).
Azrul yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Buton Tengah itu menilai bahwa jika alasan para relawan donasi belum menyerahkan uang demi untuk masa depan adik Naufal, sangat tidak tepat. Sebab, sekarang sangat dibutuhkan biaya hidup.
“Untuk biaya pendidikan masih jauh, sekarang terpenting untuk kebutuhan hidup. Termasuk Adik Naufal dalam kondisi pemulihan, jadi butuh vitamin dan obat. Jadi tolong segera serahkan uang donasi yang telah terkumpul itu,” tegasnya lagi.
Herannya, lanjut Azrul penyerahan secara simbolik telah dilakukan oleh pengumpul donasi yakni Djoysman Mahuzi. Bahkan itu telah diumumkan nominal nodasi melalui pamflet.
“Sepengetahuan kami, uang sudah diserahkan pada keluarga, padahal belum. Ini yang sangat kami sesalkan. Apa motivasinya menahan uang donasi itu,” kesalnya.
Masalah ini diketahui dari keributan saling sindir di halaman facebook. Dikutip dari akun facebook bernama Djoysman Mahuzi yang menjawab keberadaan uang donasi. Begini tanggapapan Djoysman yang diketahui merupakan salah satu relawan yang mengumpulkan donasi tersebut.
“Tenang saja uangnya aman dikami dek. Saya paham apa yang kalian maksut. Kami mengumpulkan donasi ini untuk Naufal semata,” tulis Djoysman Mahuzi di laman facebooknya yang disertai dengan foto screenshot bukti pamflet nominal domasi.
Lebih lanjut Djoysman menulis bahea kami tau banyak intimidasi-intimidasi dari luar yang ingin menguasai uang ini. Alahamdulillah masih aman.
“Sisa uang tinggal 19 juta karena sebagian kami sudah salurkan ke Naufal. Jangan takut Naufal akan memanfaatkan uang ini untuk dirinya,” tulisnya lagi.
Djoysman sempat mengingatkan dan menyinggung ocehan para netizen yang ramai di facebook. Untuk yang buat status hati-hati berstatus…kita tak tau jari ini membawa kita ke hal yang berkaitan dengan hukum. “Nanti kami sendiri yang berkomunikasi langsung dengan naufal dan neneknya. Karena banyak hal yang kami diberitahu oleh tetangganya untuk mengelola ini sebaik-baiknya,” tutupnya dalam tulisan status facebook Djoysman yang unggahan tersebut kini telah dihapus.
Untuk diketahui, bocah Faris Naufal merupakan seorang piatu yang dimana ibunya telah meninggal dunia sementara bapaknya tengah merantau di Papua. Dan ia hanya tinggal bersama neneknya, Wa Tema yang telah lanjut usia (71) disebuah rumah dengan ukuran 2,5 X 4 meter di Desa Moko. Dari bantuan banyak pihak, Naufal berhasil dioperasi dibuatkan anus oleh dokter bedah di Makassar pada April 2021. (Adm)
Editor : Basyarun