SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Pasca curhat di media sosial (Medsos) facebook, ratusan sopir truk di Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya turun ke jalan. Mereka unjukrasa meluapkan rasa kecewa pada Bupati Buteng, H. Samahuddin, SE. Tak mendapat respon Pemda, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buteng akomodir aspirasi dan bakal memanggil pihak eksekutif.
Pagi tadi, Senin (9/8/2021) Persatuan Sopir Truck (PST) bersama Aliansi Mahasiswa Pemuda Bersuara (AMPERA) Kabupaten Buteng menggelar demonstrasi di depan kantor Sekretariat Daerah. Sekira 127 unit truk yang berasal dari enam wilayah yakni, Kecamatan Mawasangka, Gu, Lakudo, Sangia Wambulu, Mawasangka Tengah dan Mawasangka Timur datang untuk menggelar unjuk rasa (unras).
La Iki selaku perwakilan sopir truk dalam orasinya, saat ini pihaknya sangat kecewa dengan kepemimpinan Samahuddin, Bupati Buteng. Pasalnya, mereka menganggap La Ramo panggilan karib Samahuddin kurang memperhatikan atau memberdayakan sopir lokal terkait pengangkutan bahan material dalam setiap pekerjaan (Proyek) daerah.
“Kami sangat kecewa dengan pemimpin kami, kurang memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Masa mereka lebih baik datangkan mobil dari luar ketimbang mau pake mobil yang ada di Buteng. Ini kan sama saja mau membunuh pelan-pelan kami sopir, mana lagi Covid, Cicilan, tambah lagi menghidupi keluarga,” teriak La Iki didepan Kantor Bupati Buteng.
Lebih menyakitkan lagi kata La Iki, bahwa harga jasa angkutan yang di tawarkan pihak kontraktor, dibawah harga rata-rata dari yang selama ini disepakati. Alasannya, jika tidak sepakat dengan harga yang ditawarkan maka akan datangkan mobil dari luar. “Jadi memang sangat sakit, kami warga Buteng hanya jadi penonton di negeri sendiri, melihat kontraktor dari luar meraup keuntungan di Buteng tapi masyarakat Buteng ditelantarkan,” katanya.
Para sopir berharap kepada Samhuddin untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat demi kemajuan daerah. “Jadi kalau mau BERKAH daerah ini harus merespon jeritan rakyat jelata ini, berdayakan lah para sopir, kami juga butuh makan. Jika tidak maka jangan salahkan kami untuk bertidak lebih keras di lapangan,” ucapnya.
Anehnya, tidak ada satupun dari pihak pemerintah daerah yang menemui para demonstran. Padahal para sopir sangat membutuhkan jawaban dari apa yang mereka keluhkan. Setelah menggelar orasi cukup lama, massa aksi meluapkan emosinya dengan menumpahkan muatan dua truk bahan material Batu Kapur didepan gerbang sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap pelayanan pemerintah Buteng.
Selanjutnya mereka melanjutkan orasinya dengan mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Buteng. Tak lama sampai di kantor para wakil rakyat itu, langsung mendapat respon cepat. Ketua DPRD Buteng, Boby Ertanto bersama sejumlah anggota Dewan menemui massa aksi di halaman Kantor Sekertariat DPRD Buteng, Lakudo.
Setelah membaca pernyataan sikap dan mendengar orasi dari massa aksi, Boby mengatakan pihaknya siap menindaklanjuti aspirasi PST Buteng. “Kami akan segera mengagendakan pertemuan dengan pihak eksekutif (Pemda) yang juga akan dihadiri dari pihak PST Buteng untuk mencari solusi terbaik dari aspirasi para sopir,” janji Boby, Politisi PDIP Buteng dapil Talaga itu.
Boby menegaskan tuntutan para sopir bukan sesuatu yang mesti didiskusikan, melainkan sesuatu yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Apalagi dalam kondisi Covid-19 saat ini Pemda terkonsentrasi pada 2 hal yaitu sikap patuh terhadap Protokol Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi.
“Ini aspirasi wajib diakomodir dan Pemda harus terus berupaya untuk merangsang maupun mengangkat potensi yang bisa menghidupkan putaran ekonomi yang tidak terlepas dari para sopir truk yang ada di daerah Buton Tengah”, tegasnya. (adm)
Editor : Basyarun