Jumat, November 22, 2024

Lantik Pengurus PGRI Butur, Ridwan Pertanyakan Motivasi Guru jadi Plt Kades

SATULIS.COM, BUTON UTARA – Bupati Buton Utara (Butur), Muhammad Ridwan Zakariah melihat ada kecenderungan para guru ingin menjadi Plt kepala desa (Kades) sehingga datang mengajukan permohonan mengajukan pindah ke struktural.

Ridwan menyampaikan pengalaman selama enam bulan dipercayakan menjadi Bupati Butur. Ada gejala yang sedikit agak lucu, dari sekian puluh pelaksana (Plt, red) kepala desa (Kades) yang ada di Butur sebagian besar yang bermohon untuk menjadi Plt Kades itu adalah guru.

“Ini menjadi pertanyaan saya dalam benak, apa motivasi nya? Guru sebagai profesi yang terhormat dan kita cintai, lalu untuk menjadi Plt Kades,” tandas mantan Kepala Bapedda Provinsi Sultra ini di hadapan Pengurus Cabang PGRI Butur masa bakti XXII tahun 2021-2026, kemarin setelah dilantik di Aula Kantor Bapedda Buton Utara.

Mantan Sekda Kabupaten Buton ini, kembali menimbulkan pertanyaan dalam hatinya apa yang menarik? Anggaran Dana Desa (ADD)? Kekuasaan? Atau popularitas?. Ridwan menginginkan, bahwa dari sekian yang menjadi Kades sebagian besar bermasalah pada anggaran.

“Saya ingatkan pada kita semua pada kesempatan ini, bahwa korupsi bukan hanya kita bertugas dan bertanggung jawab. Tapi biasanya, korupsi itu ada pada administrasi, itu baru korupsi. Makanya saya heran ada berapa guru datang sama saya, saya ingatkan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia dan kita banggakan,” pungkas Ridwan.

Ketua KONI Butur ini menegaskan, bahwa orang jadi Jenderal, Bupati, dan apa profesi apa saja semua berkat peran guru. Dan sekarang guru punya gaji pokok, sertifikasi, tunjangan guru, bahkan sama dengan gaji bupati.

“Andai kita masuk di struktural, belum tentu ada jabatan. Dan sekarang berdasarkan UU Serti tahun 2003, bahwa profesi guru akan lebih ditingkatkan. Masuk di struktural, sebentar lagi struktural akan menjadi fungsional, kembali lagi,” jelas Ridwan.

Baca Juga :  KPU Butur Bersama Alumni Angkata 015 SMAN 1 Kulisusu Bantu Warga Desa Labulanda

Bupati dua periode ini menjelaskan, eselon tiga dan empat akan menjadi fungsional, yang ada hanya eselon dua. Jadi mohon rekan-rekan guru dijaga profesi guru.

“Saya sendiri dulu berharap ingin jadi dosen. Tapi nasib berkehendak lain, istri saya guru, mertua saya guru,” ungkap Ridwan.

Untuk menumbukan kesadaran, Ridwan mengutip peristiwa sejarah perang dunia dua. Dimana Jepang hancur dilululantahkan bom atom, Kaisar Jepang tidak menanyakan berapa tentara yang masih hidup. Tapi menanyakan berapa tenaga pengajar yang masih hidup?.

“Saat itu, Kaisar Jepang mengirim semua guru untuk belajar ke Amerika dan Eropa. Dan mereka pulang penuh dengan inovasi, kreativitas. Orang Jepang pernah kita membeli jam tangan? Mereka beli bukan dipakai, tapi pulang ke negerinya, mereka buka lalu dipelajari. Orang Jepang mereka pelajari bagaimana Amerika membuat Bom,” pungkas Ridwan.

Ridwan juga mengingatkan dan mengajak semua guru untuk menjaga profesi guru. Guru mestinya bangga kalau ada murid kita menjadi orang yang terpandang. “Saya kadang sedih melihat teman-teman guru, berlomba mau jadi Plt Kades, jangan pak. Tolong hargai profesi kalian, saya pernah diutus Gubernur untuk belajar di Australia bagaimana melihat kehidupan guru di sana,” katanya.

Menurut Ridwan hubungan antara guru dan murid seperti sahabat. Cara mereka menghargai guru luar biasa, karena mereka sadar bahwa negara ini dikelola berkat hasil karya para guru.

“Tapi kadang orang berpikir enaknya itu kekuasaan. Ingat dibalik kekuasaan ada sesuatu yang tidak enak! Kadang-kadang diambil jam istirahat kita, kita di demo karena kekuasaan,” pungkas nya.

Ridwan memohon agar pengurus PGRI Butur dan anggota nya. Jadikan PGRI sebagai kendaraan yang baik. Andai bisa bermohon untuk bisa mengajar, maka akan lebih baik saya mengajar. Beda dengan seorang Bupati, yang ada bagaimana berpikir untuk berbuat membangun daerah.

Baca Juga :  KPUD Butur Target 80 Persen Angka Partisipasi Wajib Pilih Pada Pilkada Serentak 2020

“Pertanyaan nya, apa rakyat mau terima apa yang kita buat? Tidur kurang nyaman, makan pun juga kurang enak. Ini hanya karena amanah kepercayaan rakyat, mandat dari rakyat. Kita harus jalani, ini yang penting saya sampaikan,” tutup Ridwan. (Adm)

Peliput : Mus

Editor : Gunardih Eshaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles