Jumat, November 22, 2024

Busel Beradat Menuju Swasembada Pangan

SATULIS.COM, BUTON SELATAN – Pentingnya ketahanan pangan ditengah masyarakat, sangat disadari oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Buton Selatan (Busel) dibawah kepemimpinan Bupati La Ode Arusani. Olehnya itu, sejumlah program yang bakal mengantar Busel menuju daerah swasembada pangan, tidak luput dari perhatian.

Bupati Buton Selatan, Arusani mengatakan, Swasembada pangan berarti mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan masyarakat dengan melakukan realisasi dan konsistensi kebijakan. Sehingga swasembada pangan umumnya merupakan capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan wilayah nasional.

Dikatakan, swasembada pangan menjadi program pembangunan pertanian yang strategis karena memiliki dampak luas. Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu bahan pangan yang baik, serta nilai gizi yang tinggi memiliki dampak luas pada perekonomian dan mutu sumber daya manusia. Beras sebagai bahan pangan utama menjadi target utama pemerintahan untuk dapat mencapai swasembada.

Bupati Buton Selatan, La Ode Arusani melakukan panen bawang merah di desa handea

Arusani menjelaskan kemandirian pangan di Busel dimulai dari kemandirian pangan pada tingkat rumah tangga. Sebab, menurutnya, masyarakat memiliki kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.

“Program pekarangan pangan lestari (P2L) ini sangat penting agar biaya hidup masyarakat dapat ditekan dan penghasilan semakin tinggi, sehingga masyarakat dapat semakin sejahtera,” ujar Arusani.

Untuk menunjang keberhasilan program tersebut, ia menilai diperlukan dorongan gerakan menanam berbagai kebutuhan dasar secara mandiri. Program ini untuk ibu-ibu yang mempunyai keinginan dan talenta berkebun sayuran, cabai, bawang dan lainnya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang selama ini tidak pernah digunakan.

Jeruk siompu, salah satu komuditas andalan kabupaten Buton Selatan. Terkenal dengan rasanya yang manis

“Ini upaya kita untuk mengubah pola pikir masyarakat dari yang tadinya hanya sebagai pembeli menjadi produsen,” tuturnya.

Program ini menargetkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat miskin hingga masyarakat non miskin. Selain untuk mengubah pola pikir masyarakat. Program pekarangan pangan lestari juga bertujuan agar masyarakat bisa menghasilkan sendiri sebagian dari kebutuhan pangan untuk konsumsi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah.

Baca Juga :  Awal 2021, Batu Atas Sudah Dialiri Listrik

“Lewat upaya tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan di Busel. Karena masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan,” pungkasnya.

Pada skala lebih besar, pihaknya telah membangun lumbung pangan disejumlah Kecamatan. Masing-masing Kecamatan Lapandewa, Sampolawa, Kadatua, Siompu, Siompu Barat dan Batuatas. Pembangunan lumbung pangan di enam kecamatan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Tujuannya, untuk dijadikan sebagai gudang pangan guna menjaga ketersediaan pangan di wilayah Busel pada umumnya agar tidak kurang,” katanya.

Juga dalam rangka suasembada pangan, belum lama ini Pemda Busel melalui dinas Pertanian telah berhasil mendaftarkan 4 varietas lokal padi. Masing-masing Bae Sampolawa, Bae Lawolio, Bae Tondombulu dan Bae Jangku Bembe yang telah resmi terdaftar sebagai varietas padi lokal Kabupaten Buton Selatan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian, Melalui Balitbangtan BPTP Sulawesi Tenggara (Sultra) menyerahkan Tanda Daftar Varietas tersebut.

Kegiatan penyerahan dilakukan oleh Kepala Balitbangtan BPTP Sultra Muhammad Sidiq, STP, MM yang diterima langsung oleh Sekertaris Dinas Pertanian Kabupaten Buton Selatan La Ode Muhammad Mustari, SP MSi, yang dihadiri oleh Koordinator Jabatan Fungsional, Koordinator program serta Peneliti Balitbangtan BPTP Sultra. Pendaftaran empat jenis varietas padi itu sebagai cara untuk melindungi varietas padi asli Buton Selatan.

“Beberapa jenis varietas lokal ini tentunya harus terus di kembangkan, jangan sampai produk lokal kita di akui oleh daerah lain. Kita Berharap Kabupaten Buton Selatan dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan di tingkat Provinsi dan Nasional,” tambahnya. (****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles