Jumat, November 22, 2024

Setelah 100 Hari, 12.000 Kilometer, Tim Rider JKW – PWI Tiba di Bumi Anoa

SATULIS.COM, KENDARI – Terhitung tepat 100 hari dan setelah menempuh perjalanan sekitar 12.000 kilometer, tim rider Jelajah Kebangsaan Wartawan – Persatuan Wartawan Indonesia (JKW- PWI) akhirnya tiba di bumi Anoa, Jumat (4/2/2022). Tim yang terdiri dari 4 riders yakni Yanni Krishnayanni, Indrawan Ibonk, Sonny Wibisono dan Adji Tunang Pratama langsung menyambangi kantor PWI Sultra, Sulawesi Tenggara sebagai propinsi ke 24.

Salah satu tim rider JKW-PWI Indrawan Ibonk mengatakan, Jelajah Kebangsaan Wartawan mengelilingi wilayah Indonesia merupakan rangkaian untuk perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2022.

“Perjalanan ini dimulai bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Lewat semangat kepemudaan itulah, kami coba sebarluaskan kemanapun baik itu lewat kunjungan maupun dari semua pemberitaan dan melalui foto-foto yang kami sebar dalam perjalanan ini,” terangnya.

Indrawan menjelaskan, titik awal start dari Jakarta, kemudian ke Banten lalu menyeberang ke Lampung dan melakukan penjelajahan keseluruhan pulau Sumatra hingga sampai ke titik Nol, Sabang.

“Dari Sabang kami melanjutkan perjalanan ke Kota Medan, menyeberang lewat Kepulauan Riau menuju ke Batam dan Tanjung Pinang, dari sana menyeberang ke Kalimantan masuk lewat Sintete Kalimantan Barat dan mengeksplor semua provinsi yang ada. Lepas itu, menyeberang kembali via Tarakan Kalimantan Utara menuju Sulawesi Tengah masuk melalui Kabupaten Tolitoli”, ucapnya.

Tim rider JKW- PWI kemudian mengarahkan tujuannya menuju Provinsi Sulawesi Utara, ke kota Menado, dan menyempatkan kunjungan ke Ternate melalui pelabuhan penyeberangan Feri Bitung menuju Bastiong, Ternate.

“Setelah dari Ternate tim Rider JKW-PWI Kemudian kembali ke Kota Menado, untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Palu kembali ke Sulawesi Tengah dengan melintasi Provinsi Gorontalo, Toboli,” katanya.

Baca Juga :  Besok, Gubernur Alimazi Lantik Pj Bupati Busel dan Mubar

Indrawan menambahkan, dari Kota Palu kemudian tim melakukan perjalanan melintasi Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

“Dari sana kami menuju Enrekang Sulawesi Selatan, untuk melakukan kegiatan pendakian di pegunungan Latimojong yang dilakukan oleh Yanni Krishnayanni. Ini adalah pendakian ke-3 nya setelah sebelumnya sudah mendaki ke Gunung Kerinci di Sumatra dan Bukit Raya di Kalimantan sebagai bagian dari perjalanan JKW PWI dan akan menyelesaikan pendakian di Tujuh Puncak Tertinggi di Indonesia (Seven Summits of Indonesia) nantinya.

Dari Enrekang, Sulawesi Selatan selanjutnya tim menuju Toraja dan memasuki Kolaka Utara, melintasi Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe dan akhirnya tiba di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Intinya Jelajah Kebangsaan Wartawan (JKW-PWI) untuk mengelilingi 34 Provinsi yang ada di Indonesia dengan menempuh perjalanan sejauh 17. 000 kilometer dan 7 gunung tertinggi ini, tidak terlalu lama lagi akan terselesaikan,” tutur Indrawan.

“Tadinya HPN merupakan penutup perjalanan, akan tetapi tidak cukup waktunya. Karena memang Indonesia sangat luas di tambah cuaca yang membuat penyeberangan terhambat. kami belum cukup mengeksplor Indonesia dan banyak melewatkan tempat yang cukup bagus dan indah yang ada di wilayah Indonesia. Ketua Umum PWI Pusat, Bang Atal S Depari merencanakan kegiatan ini akan dijadikan event tahunan dan akan mengundang para bikers, baik wartawan atau penggiat wisata dari luar untuk turut ikut keliling Indonesia, ” pungkasnya.

Senada dengan hal itu, Yanni Krishnayanni salah satu tim rider JKW-PWI menambahkan, kendala utama adalah minimnya informasi jadwal feri penyeberangan. Dimana, ini menjadi catatan penting di Pelabuhan, baik melalui armada ASDP, Kapal Pelni maupun swasta.

“Bahkan banyak waktu terbuang, kurang lebih tiga minggu dikarenakan cuaca, ataupun informasi pelabuhan yang tidak tersedia. Seperti pada saat menyeberangan dari Pelabuhan Tanjung Uban, Tanjung Pinang ke Kalimantan, juga dari Tarakan, Kalimantan Utara ke Sulawesi harus menanti selama satu minggu lamanya agar bisa melanjutkan perjalanan. Dan hal itu menjadi persoalan, karena kami membawa motor,” urainya.

Baca Juga :  Terasa di Kendari, Gempa di Sulteng Berpotensi Tsunami

Apalagi sambung wanita yang akrab disapa Yanni, dimasa pandemi, banyak kapal dikurangi. Kapal PT. Pelni lebih banyak hanya mengangkut penumpang. Kalaupun bisa, setiap kendaraan harus di packing memakai box kayu yang biayanya cukup mahal.

“Tapi alhamdulilah dengan tekat dan semangat serta kegigihan dan keleluasaan jalan yang diberikan oleh sang pencipta, akhirnya kami tiba di Sulawesi Tenggara,” ucapnya penuh syukur.

“Perjalanan JKW-PWI ini dilakukan bukan hanya melihat destinasi terbaik, tapi juga pembangunan infrastruktur yang ada. Baik bangunan, jalan maupun sarana dan prasarana termasuk dermaga penyeberangan. Selain itu, kami merangkum semua jenis adat budaya sembari mengunjungi 7 gunung tertinggi di Indonesia, masih ada 4 gunung tersisa, yakni Binaiya – Ambon, Cartenz-Papua, Rinjani – NTB, serta Semeru – Jawa Timur, semoga seluruh tim diberikan kesehatan dan dimampukan untuk menyelesaikan”, bebernya.

“Dalam setiap perjalanan kami liput dan menjadi berita untuk dirilis serta disebar luaskan mengenai keindahan seluruh pelosok yang kami lewati. Sehingga ini akan menjadi referensi dan agenda tahunan dalam berpetualang serta mengeksplor Nusantara dalam rangka memperkenalkan ragam budaya, adat istiadat serta keindahan Indonesia baik skala Nasional maupun skala dunia, semoga bemanfaat,” tutupnya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles