SATULIS.COM, WAKATOBI – Dalam rangka menjaga kestabilan harga sembilan bahan pokok, Bupati Wakatobi, Haliana bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) turun langsung ke lapangan lakukan pemantauan harga. Apalagi, saat ini sudah mendekati bukan suci ramadhan 1443 H/2022 M.
Bupati bersama rombongan TPID berkunjung ke Pasar Sentral yang terletak di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan (Wangsel). Pantauan tersebut, merupakan langkah awal TPID dalam rangka mengumpulkan data perkembangan stok dan harga sembako.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati dan TPID menyikapi kelangkaan minyak goreng yang saat ini menjadi persoalan nasional. Ditemui usai melakukan pemantauan harga, Haliana menyatakan dari dua pasar yang ada, yakni Pasar Pagi Kecamatan Wangi-Wangi dan Pasar Sentral Wangsel ditemukan harga bervariasi.
Contohnya, di Pasar Pagi, harga bawang merah yang berasal dari Bima masih ditemukan harga Rp24 ribu, sementara di Pasar Sentral dikisaran harga Rp28-Rp32 ribu per liter. Sementara, beras mengalami kenaikan sebesar Rp10-Rp30 ribu dari harga normal. Dan, kenaikan harga tersebut tergantung dari asal sembako yang diambil oleh pedagang. Apakah dari Kota Baubau atau Kendari. Sedangkan harga telur masih relatif normal.
“Kalau telur juga ada yang bilang naik tapi pedagang di bawah ada yang bilang turun harga pembelian dari agen. Kalau gula, terigu, beras ini masih ada stoknya Bulog. Kita cek harga jangan sampai ada lonjakan, stok juga kita cek di pasar-pasar untuk mengahadapi ramadhan nanti,” jelasnya. Senin (14/03/2022).
Untuk minyak goreng dari kelapa sawit, lanjut Haliana, masih banyak pedagang yang belum menjual. Tetapi, yang banyak ditemukan di pasar adalah minyak curah dengan harga yang naik cukup signifikan. Namun, persoalan minyak goreng ini bukan hanya terjadi di Wakatobi, tetapi hampir terjadi di seluruh Indonesia.
Meski demikian pihaknya juga sudah mempersiapkan langkah alternatif dalam menyikapi kelangkaan minyak goreng ini. Salah satunya dengan mendorong kelompok-kelompok masyarakat untuk memproduksi minyak kelapa dengan memanfaatkan kelapa di desa masing-masing.
“Bisa kita percayakan mereka, tujuannya bagaimana untuk bisa memenuhi stok minyak goreng kita aman. Harapannya, jika ini masih diproduksi pelan-pelan, harga itu akan turun sendiri, dilain sisi masyarakat juga bisa mendapatkan keuntungan,” paparnya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Wakatobi meyakini untuk kasus kelangkaan minyak goreng di Wakatobi, hanya terjadi sesaat. Apalagi, komunikasi antar dinas hingga camat, desa dan kelurahan untuk memanfaatkan kelompok masyarakat di desa agar membuat minyak kepala terus berjalan.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Wakatobi, Saifuddin, menjelaskan berdasarkan fakta di lapangan harga beras masih sama dengan tahun sebelumnya. Sementara, harga bawang masih relatif stabil.
“Saya pikir kalau beras sama saja harganya. Hanya saja, di lapangan ini ada yang kita dapatkan harganya masih sama dengan tahun sebelumnya,” ujar.
Penulis : Arjuno
Editor : Hariman