Minggu, November 24, 2024

Pemkot Baubau Gelar Sosialisasi Anti Kekerasan Bagi Siswa

SATULIS.COM, BAUBAU – Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah siswa pada beberapa daerah di Indonesia, bahkan mencapai angka 84 persen sesuai data penelitian yang merupakan angka yang sangat memprihatinkan.

Mengantisipasi hal itu, Pemkot Baubau megambil langkah-langkah di awal tahun dengan menggelar sosialisasi anti kekerasan bagi siswa. Kegiatan berlangsung di Gedung arasalana, Senin (20/2/2023), dihadiri langsung oleh Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse.

Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse sangat mengapresiasi sosialisasi anti kekerasan bagi siswa yang sangat tepat dilakukan diawal tahun agar semua mempunyai kepedulian sejak awal untuk menciptakan dunia pendidikan di Kota Baubau tanpa kekerasan.

Menurut La Ode Ahmad Monianse, kekerasan ini dapat disebabkan relasi antara guru ke siswa, kemudian siswa ke siswa dan siswa ke masyarakat.

Ketgam : Kadis Pendidikan Kota Baubau, La Ode Aswad bersama salah satu perwakilan dari siswa pada acara sosialisasi anti kekerasan bagi siswa

“Olehnya itu, satu segmen hari ini kita bahas adalah bagaimana kekerasan yang terjadi dilingkungan sekolah yang mana kita secara jernih melihat relasinya juga bisa terjadi kekerasan antara guru dan siswa. Antara siswa dan siswa, bahkan tidak sedikit juga masih ada relasi orang tua siswa didalam lembaga pendidikan,” beber Monianse.

“Ini seiring dengan pesan dari Kemendikbud, perlunya pencegahan dil ingkungan pendidikan maka perlu ditindak lanjuti dengan pembentukan tim pencegahan dan penyelesaian tingkat kekerasan di sekolah. Jadi penting hari ini perlu untuk di lihat kembali peraturan permendikbud ini agar ditindak lanjuti dalam model seperti apa nanti dilihat siapa yang berperan banyak disitu. Apakah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mungkin menjadi koordinator tentu bisa menjadi orang yang mendiskusikan tentang pencegahan sekaligus menjembatani penyelesaian persoalan,” ujarnya.

Ditambahkan, di Kota Baubau berdasarkan informasi data penelitian 84 persen tindak kekerasan terjadi tersebut adalah bisa tergambar dengan jelas data penelitian itu hampir benar, karena tidak sedikit tingkat kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan di Kota Baubau dan itu tingkat kekerasan antara siswa dan siswa antar sekolah.

Baca Juga :  Investor Korsel Tawarkan Investasi Industri Perikanan Terpadu di Baubau

Padahal, bila mengingat pesan dari Ki Hajar Dewantoro yakni lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah menjadi taman-taman siswa maka organisasinya disebutkan mahasiswa, yang namanya taman penuh dengan kegembiraan, penuh keindahan sehingga cara mereka menyerap pembelajaran itu dengan tanpa tekanan makanya disebut sekolah itu disebut taman siswa.

Sehingga, inilah kemungkinan secara teknis yang dikenal dengan merdeka belajar. Ada proses bagaimana tumbuh kembang anak itu dijadikan hal yang utama dalam sistim pembelajaran, namun perlu juga menyikapi atau melihatnya didalam sistem itu ada juga penyimpangannya, perlu ada pengendalian karena jangan sampai juga kebebasan yang kebablasan sehingga mereka merasa bebas sehingga pada akhirnya terjadilah seperti apa yang viral di satu minggu terakhir terjadi ada kasus guru memukul siswa dan diproses yang perlu diantisipasi.

Lebih lanjut diungkapkan, dalam sistim tindakan guru yang melakukan kekerasan terhadap siswa mungkin ini juga perlu dicarikan pola penyelesaiannya. Karena tidak sedikit dampak yang terjadi di dunia pendidikan ketika guru harus mengalami tindakan hukum dengan guru-guru tertentu yang jumlahnya sedikit dan pada akhirnya mengganggu sistim belajar mengajar disekolah itu.

“Saya juga sangat berharap dikesempatan kali ini dari pihak kepolisisan dan sumber lain bisa memaparkan apa saja yang menjadi jenis-jenis hukuman yang akan dikenakan kepada guru yang melakukan kekerasan terhadap anak begitu juga siswa yang melakukan kekerasan terhadap guru,” ungkapnya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles