Sabtu, November 23, 2024

Menelisik Porseni Puma yang Lestari Hampir Setengah Abad

SATULIS.COM BAUBAU Usai Pelaksanaan idul fitri masyarakat Pulau Makasar (Puma) memiliki kebiasaan rutin menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni). Tempatnya berpusat di Lapangan Sepak Bola Puma Kelurahan Sukanayo, Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.

Menariknya agenda tahunan masyarakat yang mendiami pulau satu-satunya di Kota Baubau itu telah berlangsung hampir setengah abad lamanya atau tepatnya 49 tahun sejak 1974 digagas.

Bahkan menariknya lagi, meski saat ini kegiatan tersebut sudah dikemas secara modern dengan melibatkan pihak pemerintah dan swasta lainnya, nilai-nilai positif seperti kebersamaan gotong-royong setiap acara masih tetap terjaga. 

Terlihat dari yang muda hingga yang tua, masyarakat tetap semangat meski dibawah teriknya matahari dan guyurnya hujan semua bahu membahu demi suksesnya kegiatan itu, termasuk adanya ide-ide kreatif. 

Karena itu, salah satu penggagas Porseni, Ariani berharap Porseni ini bisa bertahan serta rutin terlaksana dan menjadi wadah pencarian bakat bagi putra putri Puma juga sarana untuk meningkatkan silaturhami sesama dalam membangun nilai-nilai positif.

Diungkapkannya, awalnya olahraga yang dipertandingkan kala itu yakni hanya bulu tangkis saja yang digelar setiap minggunya dengan pesertanya hanya masyarakat Pulau Makasar dimana tempatnya kala itu, setiap minggunya berbeda-beda yang dikemas dengan cara bergilir.

“Khan awalnya itu bukan lebaran, tapi tiap mimggu, misalnya minggu ini di Sukanayo Banabungi, terus Matanayo Tanga, begitu awalnya, setelah itu berlangsung dan berlangsung, kemudian adami ide, cabangnya bertambah,” ungkapnya.

Sebagai salah seorang penggagas Porseni, wanita yang juga guru olahraga di salah satu Sekolah Dasar (SD) itu bersyukur dan mengapresiasi kegiatan tersebut yang kian tahun makin berkembang peserta maupun penontonnya.

“Ya Alhamdulillah kita bersyukur, karena mulai dari tahun sekian-sekian sampai dengan tahun ini berkembang pesat,” ucapnya.

Baca Juga :  Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan di Kanakea, Motifnya Sakit Hati

Sementara itu Lurah Liwuto, Sarif Male mengungkapkan selama menjadi Lurah enam tahun lamanya, Porseni Puma terus memperlihatkan kosistensinya dengan ragaman olahraga dan seni yang dipertandingkan juga dilombahkan.

Namun lebih dari itu, lanjutnya, Porseni Puma bertahan dan lestari hingga saat ini, karena mampu menjadi wadah silaturahmi bagi warga penghuninya. Tidak heran banyak keluarga, kerabat rantau, baik yang dari luar negeri, dari indonesia barat hingga indonesia timur terdorong pulang kampung selain untuk berlebaran bersama sanak saudara dan keluarga.

Bahkan, fenomena penyebaran Coronavirus 2019 atau Covid -19 yang melanda dunia termasuk negara Indonesia dan khususnya Kota Baubau. Porseni Puma tetap rutin terlaksana dengan menerapkan protokel kesehatan.

“Makanya siapapun nanti yang menjadi lurah di Puma nanti, berharap Porseni ini terus didukung dan mendapatkan suport,” harapnya. (Adm)

Editor: Gunardih Eshaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles