SATULIS.COM, BAUBAU – Warisan nilai budaya Buton dalam bentuk falsafah yang disebut Sara pataanguna yang pernah tumbuh di era kesultanan Buton tampaknya kini terancam menjadi slogan semata, maka dari itu, sara pataanguna sangat dibutuhkan keberadaannya dalam setiap aktifitas individu dan bermasyarakat.
Sarasehan Budaya / Simposium Budaya dengan Tema “Menguak Nilai-Nilai Budaya Sarapatanguna di Era Millenium” sebagai bentuk melestarikan nilai-nilai budaya yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan setiap individu.
Kegiata berlangsung di Baruga Keraton Buton, Selasa (15/10/2019) dihadiri oleh Wali Kota Baubau Dr. AS. Tamrin MH, Sekretaris Daerah Kota Baubau Dr. Roni Muhtar M.Pd, Ketua DPRD Kota Baubau, Unsur Forkopimda, kepala OPD Kota Baubau, Tokoh Adat, Tokoh Agama, serta masyarakat Kota Baubau yang sempat hadir mengikuti sarasehan tersebut.
Merilis sambutan Walikota, Kepala Dinas komunikasi dan Informatika, Drs. Sadarman M.Si mengatakan kita sadar bahwa untuk melestarikan kebudayaan, kita perlu melihat keterkaitan pembangunan dengan budaya. Kebudayaan bukanlah sesuatu yang berada di luar pembangunan, bukan unsur eksternal, melainkan unsur internal yang menentukan makna dan arah ke mana pembangunan itu dijalankan. Dengan kata lain budaya adalah suatu strategi bagaimana merencanakan dan menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan.
Wali Kota juga menjelaskan ada beberapa dimensi yang perlu dilihat hubungan antara pembangunan dengan warisan budaya, yakni mengembangkan mental pembangunan memerlukan nilai budaya yang berorientasi ke masa depan, yang berhasrat untuk mengeksplorasi lingkungan dan kekuatan alam, nilai budaya yang memandang tinggi hasil karya manusia dan nilai budaya yang mendorong pada kemandirian dan rasa percaya diri.
Kedua, emosi kemanusiaan yang mulai mengabur dan perlu dilestarikan dan dimanfaatkan kembali yaitu sikap sopan santun yang dilandasi oleh norma dan moral nilai budaya dan keterbukaan kultural, dengan adanya sifat terbuka pada budaya, maka perubahan nilai-nilainya bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Saya atas nama pribadi dan pemerintah Kota Baubau memberikan dukungan sepenuhnya kegiatan sarasehan budaya ini secara obyektif, kita perlu mengakui bahwa masih ada persoalan kebhinekaan yang terjadi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semangat dan wawasan kebangsaan Indonesia perlu dan terus diperkuat terutama pada diri generasi muda,” ungkap As Tamrin.
Terakhir, AS Tamrin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia penyelenggara dan seluruh undangan, dan semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga kegiatan lni dapat berjalan baik dan lancar. (Adm)