Sabtu, November 23, 2024

Ibarat Bayi Yang Langsung Berlari, PDAM Busel Masuk Kategori Sehat Pertama se-Sultra

SATULIS.COM, BUTON SELATAN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Buton Selatan (Busel) mengukir tinta emasnya. Baru berusia tiga tahun tapi sudah mampu mendapatkan capaian kinerja kategori PDAM Sehat. Di Sultra hanya ada dua PDAM sehat, yakni urutan pertama Busel dan kedua Kota

Dirut PDAM Busel, Tamrin MT menuturkan PDAM Busel lahir tahun 2016 sesuai Perbub nomor 3 tahun 2016 dan ditindaklanjuti Perda nomor 13 tahun 2017. Saat didirikan, PDAM Busel sama seperti bayi yang baru lahir tanpa miliki selembar kain dan selimut.

Sertifikat untuk PDAM sehat itu diterima oleh Plt Bupati Busel, H La Ode Arusani di Aula Lamaindo, pada 11 juli 2019 lalu. Sertifikat tersebut diserahkan langsung Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan (BPKP) Sultra di Busel.

Ketgam : Bupati Buton Selatan (Busel) La Ode Arusani menerima piagam penghargaan atas kinerja PDAM Busel. (Foto : Istimewah

Penghargaan sebagai PDAM sehat itu tentunya tidak diberikan begitu saja. Tetapi berdasarkan hasil penilaian kinerja dari BPK. Dari seluruh PDAM se-Sultra, PDAM Busel unggul. Berada di urutan kedua adalah PDAM Kota Baubau.

Perwakilan BPKP Sultra mengatakan, ini adalah evaluasi yang sebetulnya indikatornya dari BPPSPAM atas kerjasama dengan BPKP. Indikator penilaian itu meliputi empat aspek, yakni keuangan, pelayanan, operasi dan SDM. Dari penilaian Busel mendapat nilai 2,84. Artinya nilai ini sedikit di atas nilai kategori kurang sehat. Karena di bawah angka 2,8 itu kategori sakit.

Ketgam : Bupati Busel, H La Ode Arusani

Kata dia, bagi PDAM yang masih muda dengan usia tiga tahun, hal itu merupakan capaian yang spektakuler. Dua kali dilakukan evaluasi, langsung masuk kategori sehat.

“Untuk di Sultra PDAM sehat ada dua, pertama PDAM Busel, kedua PDAM Baubau. Dua tahun terakhir penilaian PDAM Busel, yakni tahun 2017 kurang sehat dan tahun 2018 sehat,” katanya.

Penilaian yang dilakukan BPKP tentunya objektif dan apa adanya. BPKP terpisah dengan BPPSPAM. BPKP siap mempertanggungjawabkan hasil penilaian tersebut.

Tiga Tahun Berdiri, 9.284 Rumah Tersambung

Saat lahir, PDAM Busel belum miliki jaringan pipa, mulai dari sumber hingga ke rumah warga atau pelanggan air bersih 0 persen. Namun karena kerja keras semua stakholder demi tujuan memajukan dan mensejahterakan masyarkat Busel jadi kuncinya

Dengan kerja keras itu, sampai dengan 2019, PDAM Busel telah memiliki total 9.284 SR. Rinciannya, tahun 2016 sebanyak 1.258 SR, tahun 2017 sebanyak 2.799 SR atau bertambah 1.541 SR, kemudian ditahun 2018 menjadi 5.468 SR atau bertambah 2.669 SR dan ditahun 2019 menjadi 9.284 SR atau mengalami peningkatan sebanyak 3.816 SR.

Ketgam : Penyambungan Pipa PDAM Busel dari Desa ke Desa. (Foto : Istimewah)

“Untuk tahun 2020, rencana penambahan SR yang kami tarketkan sebanyak 3.000 SR. Ini bisa tercapai atas dukungan Bupati Busel dan DPRD yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk penyertaan modal,” jelas Tamrin.

Hingga kini penyertaan modal Pemkab ke PDAM Busel sudah mencapai Rp 18 miliar untuk SR masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai syarat keikutsertaan program hibah air minum perkotaan dari pemerintah pusat Kementrian PUPR Ditjen cipta karya.

Ia juga mengapresiasi dukungan Balai Sungai Sulawesi IV Sultra yang telah membangun jaringan transmisi air baku sebesar puluhan miliar. Tamrin juga menyampaikan terima kasih kepada Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah yang telah membangun jaringan distribusi yang mengucurkan dana puluhan miliar.

Baca Juga :  Bupati Arusani Pimpin Pengumpulan Dana Pembangunan Masjid Besar Nurul Iman

“Tahun 2020 ini, direncanakan sesuai kesepakatan akan dibangun jaringan distribusi, instalasi pengolahan air kantor pengelola,” beber Tamrin.

Ketgam : Petugas PDAM Busel melakukan penyambungan jaringan pipa sekaligus sambungan ke rumah-rumah warga. (Foto : Istimewah)

Ia juga bermohon bantuan dari BPPSPAM Kementrian PUPR tahun 2020 untuk dibantu program pelayanan air minum prima siap minum untuk wilayah Siompu dan Kadatua.

Ia juga mengapresiasi kejaksaan, Polres Buton dan Baubau serta BPKP Sultra yang telah memberikan bimbingan dan bantuan berupa konsultasi mulai penyusunan SOP asistensi laporan keuangan.

“Merebut itu gampang, tapi mempertahankan itu sulit. Tapi bagi kami ini penghargaan merupakan pijakan awal dan tantangan kami untuk mewujudkan visi PDAM terwujudnya PDAM yang sehat, mandiri, profesional, dan pelayanan prima untuk kesejahtraan masyarakat,” bebernya.

Sembilan Karyawan Pertama Tak Nikmati Gaji, Kini Bisa Pekerjakan 104 Karyawan

Proses persiapan pendirian PDAM Busel dimulai pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 3 tahun 2016. Lalu berkembang menjadi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016.

Dirut PDAM Busel, Tamrin Tamim

Pada saat persiapan pembentukan PDAM, nama Tamrin Tamim, disebut sebut sebagai perintis bersama sembilan orang lainnya. Selama dalam masa proses persiapan, sebilan orang yang dicatat sebagai perintis berdirinya PDAM Busel hanya mengandalkan semangat gotong royong.

Mereka bekerja tapi tak bisa menikmati gaji sebagaimana layaknya karyawan perusahaan lainnya. Maklum, PDAM Busel belum memiliki apa apa, baru bermodalkan Perbub.

Ketgam : Sejumlah Karyawan PDAM Busel Berpose bersama dihalaman kantor. (Foto : Istimewah)

Bekerja tanpa gaji itu berlangsung cukup lama, kurang lebih satu tahun. Dalam kondisi serba keterbatasan, Tamrin Tamin yang dibebani tanggung jawab membangun PDAM Busel hanya bisa memberikan motivasi kepada para karyawan yang ikut serta memikirkan masa depan perusahaan, agar terus bekerja. Sebab dia optimis kalau PDAM Busel bisa berkembang sebagaimana PDAM di daerah lain yang sudah maju.

Sebagai seorang perencana dan profesional di sektor penyediaan sarana air bersih, Tamrin Tamim memulai membangun PDAM Busel dengan lebih awal menetapkan visi,” Terwujudnya PDAM yang sehat, Profesional dan pelayanan prima untuk kesejahteraan masyarakat”.

Untuk mewujudkan visi itu, pekerjaan berat pun dilakukan. Mulai dari pembangunan dan peningkatan infrastruktur prasarana air bersih, peningkatan profesionalisme SDM, Menerapkan Manajemen Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coprporate Governance). Misi lainnya yakni meningkatkan dan mengutamakan cakupan layanan dan pelayanan air kepada Masyarakat sesuai Standar kesehatan dengan cepat, tepat secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Sejak dibentuk tahun 2016, PDAM Busel langsung melakukan terobosan membangun jaringan baru dengan memanfaat dana hibah Air Minum dari pemerintah pusat. Menurut Tamrin Tamim, hibah air minum tersebut merupakan upaya percepatan agar masyarakat mendapat akses air minum dan akses sanitasi yang layak, juga ditujukan untuk mendorong pemerintah daerah dalam mendukung program pemerintah pusat dalam berupaya mewujudkan program 100 prosen masyarakat mendapat akses air minum.

Prosedur untuk mendapatkan dana hibah air minum juga tidak gampang. Harus ada komitmen Pemerintah daerah melalui penyertaan modal kepada PDAM. Menurut Tamrin Tamim, Bupati Buton Selatan H. La Ode Arusani, memiliki komitmen tinggi dalam berupaya mengatasi kebutuhan dasar warganya.

Baca Juga :  Gelar Expo di Siompu Barat, Ini Gebrakan Bupati Arusani

“Bupati medukung 100 persen program pembangunan untuk kebutuhan masyarakatnya,” tulis Tamrin Tamim via pesan WhatsAppnya.

Pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana air bersih menjadi prioritas pemerintahan Arusani, karena itu Pemkab Busel rutin melakukan penyertaam modal, guna memanfaat anggaran hibah air minum dari pemerintah pusat. Hibah air minum bisa diperoleh jika ada komitmen pemda menyediakan dana dalam APBD.

Ketgam : Kebersamaan antara Bupati Busel, La Ode Arusani dengan Dirut PDAM Busel, Tamrin Tamim saat melakukan tinjauan lapangan beberapa waktu lalu. (Foto : Istimewa)

“Mekanismenya begitu, pemerintah daerah harus menyediakan dana dalam APBD untuk program pemasangan sambungan rumah. Selanjutnya bila sudah terpasang keseluruhan, pemerintah daerah melaporkan kepada pemerintah pusat dan setelah dilakukan verifikasi teknis, maka pemerintah pusat menggantikan dana yang telah dikeluarkan melalui mekanisme hibah kepada pemerintah daerah,” jelas Tamrin Tamim di dampingi Kabag Umum dan Keuangan PDAM Busel, Edwar Mukdir.

Besarnya komitmen Bupati Busel dalam melakukan percepatan penuntasan ketersediaan air bersih bagi warga Busel sangat dirasakan masyarakat Busel. Sebab, masalah kesulitan air bersih merupakan masalah utama yang membelit warga Busel, jauh sebelum daerahnya mekar. Saat ini, hampir 10 ribu KK telah menikati fasilitas air bersih dari PDAM.

Dampak ikutannya, PDAM Busel mampu membuka lapangan kerja baru. Jika dimasa perintisan PDAM hanya ada sekira 10 orang, kini PDAM Busel menampung pekrja 104 orang.

Apa Kata Mereka Soal PDAM Busel

Kinerja berujung prestasi yang ditunjukkan PDAM Busel tentunya mengundang decak kagum sejumlah pihak. Terlebih, apresiasi itu diungkapkan oleh mereka yang berkompoten dalam bidangnya. Lantas, bagimana tanggapan mereka atas prestasi itu ?

*Sekdin SDA&BM Sultra, La Ode Rahman

“Prestasi tentunya buah dari kerja keras, dan itu patut mendapat apresiasi. Semoga kedepan PDAM Busel semakin bagus,” beber Sekdin Sumber Daya Air dan Bina Marga Provinsi Sultra La Ode Rahman.

Rahman menambahkan, salah satu tugas pokok (Tupoksi)-nya adalah soal sumber air baku. Kata dia, PDAM yang mengambil air pasti ada sumbernya. Kewenangan provinsi mengidentifikasi sumber-sumber air baku. Kabupaten Busel, ada dua sumber air baku yang cukup potensial, yakni Lapandewa dan Gunung Sejuk.

Menurut Rahman, kedua sumber air baku itu berada di daerah aliran sungai Wandoke. Hal itu harus menjadi perhatian, karena bila DAS Wandoke terganggu atau rusak, akan mengurangi debit air baku di Gunung Sejuk dan Lapandewa. Tentunya akan mengurangi operasional PDAM itu sendiri.

“Ini menjadi masukan kami kepada Pemda Busel agar keberlangsungan sumber air di Busel itu perlu memperhatikan sumber air baku yang ada di Lapandewa dan Gunung Sejuk, utamanya di hulu daerah gunung Wandoke,” pintanya.

Kata dia, bila kawasan hutan di DAS tidak tergangu, dipastikan akan banyak debit air. Sumber air lain yang telah teridentifikasi yakni di Siompu dan Kadatua, meski debitnya kecil. Jadi mari kita jaga kelestarian hutan terutama diwilayah sumber air baku.

Baca Juga :  Aneh, Aparat Desa Gaya Baru Usir Warganya Mengurus Surat Kompensasi

*Heber, Kasi Pelaksanaan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sultra

Heber mengatakan, sejak tahun 2013 sudah memfasilitasi dan bantu membangun jaringan sambungan ke rumah-rumah di Kabupaten Busel. Kedepan masih akan dilanjutkan lagi dengan tambahan jaringan.

Kata dia, tujuan pemerintah pusat utama Ditjen Cipta Karya, agar bagaimana air minum siap konsumsi dan aman begitupun sanitasi.

Ia menilai, predikat sehat yang diperoleh PDAM Busel merupakan hal yang luar biasa. “Untuk di Sultra hanya ada dua PDAM dengan kategori sehat, dan PDAM Busel berada pada urutan pertama. Ini yang patut kita apresiasi, memberikan dukungan kedepan agar bisa bertahan, bahkan lebih maju lagi,” katanya.

“Terus tingkatkan kinerja, terutama pengelolaan keuangan serta sumber daya. Dengan begitu masyarakat betul-betul menikmati kualitas air bersih di Busel,” pesannya.

*Suryaningrat, Kasi Pelaksana Balai Sungai Wil Sulawesi IV Sultra

“Pemda bersama DPRD dan PDAM Busel telah menunjukan keseriusan dan kerja keras untuk melayani air bersih masyarakat. Tekad itu menjadi pertimbangan besar bagi kami untuk terus mendukung kemajuan PDAM Busel dengan program-program,” kata Suryaningrat.

Suryaningrat mengaku pembangan air baku dan jaringan transmisi di Kabupaten Busel tahun 2019, yakni kapasitas empat liter perdetik dengan panjang pipa transmisi 18 kilometer.

Pihaknya saat ini sedang mengkaji usulan Pemkab Busel untuk pembangunan embung di Lawela terkait kelayakan sumber airnya. Air embung Lawela untuk mendukung suplai air bersih di Kecamatan Batauga dan khusus perkantoran.

*Ir Desrah MT

Kepala BPPSPAM Kementrian PUPR RI diwakili Kepala Bagian Dukungan Teknis Ir Desrah MT mengatakan, untuk menunjang capaian kinerja, dibutuhkan kesiapan SDM Busel dalam menerima bantuan dari pusat.

“Tahun 2024 diharapkan 100 persen sudah sehat. Jangan sampai PDAM Busel turun lagi kinerjanya. Diharapkan semua bersinergis terhadap bantuan dari pusat. Ini agar SR yang dihasilkan bisa mencapai 100 persen pelayanan di wilayah PDAM, bebernya.

Desrah memaparkan, RPJMN sampai tahun 2020 diharapkan PDAM tidak hanya mengelolah air bersih, tapi juga air siap minum, aman untuk dikonsumsi. Ini yang diharapkan PDAM Busel dapat memberikan sumbangsi 75 persen air minum aman di Indonesia.

Kata dia, untuk bantuan teknis air minum zona aman ini masih ditargetkan di RPJMN sampai 2024. Karena ada 17 PDAM yang menjadi target. Dari 17 PDAM itu nantinya kemungkinan salah satunya PDAM Busel. “Memang ini menjadi target nasional kita,” ujarnya.

Soal bantuan teknis BPPSPAM nantinya bisa membantu. Ia berharap Pemda bersurat ke kementrian sehingga dapat merespon menurunkan tenaga teknis ke lapangan untuk menyiapkan segala sesuatunya. Bantuan teknis 2018 belum ada. Untuk tahun 2019, BPPSPAM menempatkan tenaga ahli di PDAM Busel selama lima bulan.

“Mereka ini harus mengawal keinginan kami menyehatkan PDAM. Pelayanan PDAM Busel kita harapkan dapat mendukung cakupan pelayanan nasional. Kita berharap kerja keras dan semangat dari karyawan PDAM Busel. Dan komitmenya dapat diterapkan sejak saat ini dan lima tahun kedepan,” harapnya. (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles