BAUBAU, SATULIS.COM – ekan ini menjadi ornamen budaya begitu terasa di Kota Baubau menyambut Hari jadinya ke 477 tahun dan HUT ke-17 sebagai daerah otonom di 17 Oktober 2018 lusa. Salah satu kegiatan yang digelar adalah festival Poagona Lipu Tururangiana Andala yang dipusatkan di kawasan Pulau Makasar, satu dari pulau berpenduduk padat yang ada di kota ini. Berlangsung Minggu siang ini, 14 Oktober 2018.
Dirilis Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Baubau, H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si menyebutkan jika kegiatan ini hakikatnya pengembangan dari kegiatan ‘tuturangia andala’ seperti tahun tahun sebelumnya, yang fokus pada di sektor bahari. Namun sekarang acara ini dikemas dengan nuansa festival dan menambahkan diksi ‘Poagona Lipu’ sebagai pemanjatan rasa syukur atas kedamaian di wilayah daratan.
“Keduanya bermakna pada doa keselamatan pada negeri dan lautan yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Pulau Makasar,” ujar Idrus Taufiq Saidi.
Acara ini dibuka langsung Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse meakili Wali Kota Dr. H. AS. Tamrin, MH. Turut hadir senator DPD-RI Daerah pemilihan Sultra, Ir. Wa Ode Hamsina Bolu, M.Sc dan beberapa kalangan mulai dari unsur pemerintah, stakeholder terkait hingga ratusan warga yang memeriahkan acara ini.
Wakil Walikota Baubau, Ahmad Monianse dalam sambutannya menyatakan jika Poagona Lipu Tururangiana Andala ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian budaya yang ada di Kota Baubau.
“Hal ini juga menjadikan Baubau sebagai daerah pelaku maritim terpadu di Indonesia Tengah, sehingga kegiatan budaya seperti ini berprospek menjadi salah satu tujuan wisata di Sultra lebih khusus di Kota Baubau,” tandas Monianse, panggilan akrab La Ode Ahmad Monianse.
Sementara itu proses ritual Poagona Lipu tuturangiana andala ini dimulai sekitar pukul 15.00 wita dengan doa bersama oleh sesepuh masyarakat Pulau Makassar, termasuk melepaskan sejumlah pernak-pernik budaya ke lautan, sebagai bentuk dan simbol penghormatan pada bumi dan air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
Usai prosesi doa dilanjutkan dengan menikmati hidangan bersama yang disajikan warga setempat dengan penuh kegembiraan. (Adm)