SATULIS.COM, BAUBAU – Pemerintah Kota Baubau yang diwakili Asisten I bersama Dinas Kesehatan Dan Direktur BLUD RSUD Palagimata menggelar konferensi pers Minggu (8/3/20).
Hal ini untuk menyikapi beredarnya informasi terkait salah satu pasien yang berada di BLUD RSUD Palagimata, Kota Baubau, yang diduga suspect Corona.
Kadis Kesehatan Kota Baubau, dr Wahyu mengungkapkan, berita dan informasi adanya pasien dirujuk dari RSUD Palagimata, Kota Baubau ke Rumah Sakit Bahteramas, Kendari, diharapkan masyarakat untuk menyikapinya secara proporsional.
Dikatakan Wahyu, pasien MAA (23) bukan masyarakat Kota Baubau, melainkan warga yang datang dari luar Kota dan sebagian informasinya cukup lengkap dan sebagian belum.
Sebelumnya, pasien melakukan perjalan ke Thailand, pada 23 Februari, pasien ke Kendari lalu kemudian ke Baubau melalui jalur kapal laut.
Tanggal 29 ada aktivitas di Baubau dan pada Sabtu malam (07/03/2020) yang bersangkutan masuk di RS Palagimata.
“Yang ingin kita tegaskan adalah pasien di rujuk untuk tujuan mengkonfirmasi apakah mengidap penyakit berbahaya atau tidak. Jadi, pasien belum positif, sehingga masih diobservasi di RS Bahteramas,” beber Wahyu.
Ahli penyakit dalam dr Lukman menambahkan, manifestasi klinis yang muncul pada pasien membuat pihaknya curiga bahwa pasien terpapar Corona.
Dikatakan, Corona sendiri punya tingkatan yaitu Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan suspect atau terduga.
Menurut dia, orang yang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit. Namun, orang pada kategori ini sempat bepergian ke negara episentrum corona atau sempat melakukan kontak dengan orang diduga positif corona sehingga harus dilakukan pemantauan.
Orang dengan pemantauan ini kata Lukman, menunjukkan gejala Pilek dan pasien ini memenuhi dari tanda-tanda klinis yang ada dan punya faktor resiko, yaitu riwayat perjalanan.
“Maka kami melakukan langkah Protokol evakuasi ke Bahteramas sesuai dengan rujukan kementerian kesehatan pada pukul 02.00 Wita. Saat ini pasien sedang dalam pengawasan yang akan melakukan uji sample dengan masa konfirmasi 3 hari,” beber Lukman.
Direktur BLUD RSUD Palagimata Dr.Nurarni Djawa menambahkan, sebelumnya pasien dirawat di Puskemas Tuangila, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton lalu dirujuk ke RSUD Palagimata, Kota Baubau.
“Ada kriteria, bila mana sudah memenuhi syarat, maka pasien dibawah ke rumah sakit Bahteramas yang sudah ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk pengawasan lanjutan,” ungkapnya.
pasien juga tidak dilakukan Isolasi karena harus mendapatkan perawatan intensif di RS Bahteramas. Dia menghimbau para medis untuk melaporkan perkembangan agar dapat terpantau.
“Ruang UGD saat ini sedang di sterilisasi sesuai standar. Covid-19 bisa bertahan selama 9 jam, sehingga dalam sehari UGD BLUD RSUD Palagimata akan dikosongkan sebagai upaya pencegahan,” tutupnya.
Diketahui, informasi yang beredar luar di media sosial, pasien berangkat dari Thailand pada 23 Februari 2020. Pasien singgah di Kendari sebelum ke Baubau. Pasien tiba di Baubau pada 25 Februari, selanjutnya menuju Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton.
Empat hari berselang, pasien ke Baubau untuk melaksanakan kuliah di UM Buton sekira 3 hari. Selanjutnya pasien PKL di Batauga, Kabupaten Buton Selatan. Kamis (06/03/2020), pasien diguyur hujan, akibatnya mengalami sakit. Selanjutnya dilarikan ke RSUD Palagimata, Kota Baubau. (Adm)
Peliput : Firman