Sabtu, November 23, 2024

Kantor Staf Presiden Jadwalkan Rapat Khusus Bahas Aspal Buton

SATULIS.COM, JAKARTA – Sudah saatnya Aspal Buton menjadi primadona di negerinya sendiri. Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi tentang Strategi Percepatan Investasi Industri Pengolahan dan Penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Aspal Buton.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sultra, di Hotel Swissbell Bogor, Jawa Barat, Selasa, (10/03/2020).

Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyatakan dalam waktu dekat tepatnya di awal April mendatang akan dijadwalkan rapat terkait aspal Buton di Kantor Staf Presiden sebagai tindak lanjut berbagai langkah-langkah strategis yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Buton dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara serta berbagai pihak terkait.

Mantan Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun memberikan penjelasan terkait potensi aspal yang dimiliki Kabupaten Buton

“Diharapkan bisa ada kebijakan dalam pengelolaan aspal Buton karena begitu besarnya cadangan aspal yang dimiliki daerah ini. Perlu adanya langkah-langkah yang memungkinkan Kemenkomaritim dan Investasi mengusulkan agar ada instruksi Presiden tentang Pemanfaatan Aspal Buton untuk memenuhi seluruh kebutuhan aspal di Indonesia, dan aspal Buton dapat dijadikan sebagai isu strategis nasional”, ujarnya.

Lebih lanjut, mantan anggota DPR RI ini mengatakan, jika pengelolaan aspal Buton masuk dalam kawasan ekonomi khusus, ini sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat.

Foto bersama usai rapat yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Selasa (10/03/2020) di Swissbell Hotel Bogor, Jawa Barat

Sementara itu, Samsu Umar Abdul Samiun, mengungkapkan, kurang lebih 80 persen cadangan aspal alam di dunia ada di Indonesia, yakni di Buton. Namun sayang pemanfaatan produk aspal Buton selama ini hanya sebatas memenuhi pembangunan infrastruktur jalan nasional yang porsinya hanya lima persen saja.

Oleh karena itu, mantan Bupati Buton ini menegaskan perlu adanya juknis agar DAK dan DAU untuk pembangunan jalan Provinsi, Kabupaten dan Kota serta jalan Desa di seluruh Indonesia, harus menggunakan produk aspal Buton yang sudah ada spesifikasinya oleh Kementerian PUPR.

Baca Juga :  Sebelum Bergabung NKRI, La Bakry Tegaskan Buton Adalah Bangsa Berdaulat

“Sebaiknya dibuatkan Inpres nya. Produk Asbuton sudah ada SNI dan ISO, tapi mengapa tidak dimanfaatkan,” ujarnya.

Wakil Bupati Buton, Iis Elianti yang hadir mewakili Bupati Buton, menyambut positif pemanfaatan aspal Buton untuk dimasukkan sebagai isu strategis nasional.

“Dengan adanya tindak lanjut melalui rapat oleh Kantor Staf Kepresidenan bulan April nanti, kita harapkan apa yang menjadi harapan Pemerintah dan masyarakat Buton menasionalisasikan Asbuton dapat terwujud sehingga akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat”, ungkap mantan anggota DPRD Buton ini.

Lebih lanjut Ia berharap dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Buton agar seluruh ikhtiar ini dapat membuahkan hasil.

Pj. Sekda Provinsi Sultra, La Ode Ahmad Pidana Bolombo yang hadir sebagai salah satu pemateri memaparkan, Pemerintah Provinsi Sultra mendukung Buton sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Pemanfaatan Asbuton harusnya linear, tidak cukup hanya Perda. Harus punya jangkauan lebih kuat, minimal undang-undang. Penentuan RPJMN dan isu-isu strategis nasional juga harus linier,” ungkap Direktur Politik Dalam Negeri Kemendagri RI ini.

Ia mengajak seluruh pihak  termasuk pemerintah pusat, kabupaten, BUMN, BUMD dan swasta agar pemanfaatan aspal Buton ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang, mulai dari jumlah produksi hingga kualitas produk.

Ia juga menambahkan Pemerintah Provinsi Sultra melalui forum ini akan mengambil langkah tegas terhadap perusahaan yang ada IUP nya tetapi tidak aktif. Pemprov tidak segan-segan untuk mencabut izin tersebut.

Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sultra, Buhardiman mengatakan dari 41 IUP perusahaan di Buton, hanya tiga IUP yang aktif beroperasi.

“Tahun depan kita harus mendorong perusahaan aspal menghasilkan produk aspal yang full ekstraksi yang tidak lagi menggunakan campuran aspal minyak. Selain itu, menjaga kontinuitas konsistensi kualitas aspal Buton dan ketersediaan suplai aspal untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jalan juga sangat penting,” pungkasnya.

Baca Juga :  Mendadak Yatim Piatu, Enam Bocah Warga Buton di Balikpapan Dapat Perhatian Jokowi

Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kemendagri RI, Thomas Umbu Pati T.B. mengungkapkan harus ada proteksi regulasi terhadap penggunaan aspal Buton. Karena dengan menggunakan aspal Buton berarti kita sudah mencintai produk dalam negeri.

“Ini bisa menghemat anggaran negara dengan memangkas impor aspal dan menggunakan produk aspal Buton yang juga sudah berkualitas,” tambahnya.

Oleh karena itu, pihak Kemendagri RI siap untuk memfasilitasi pemanfaatan aspal Buton yang lebih baik lagi ke depan. Menurutnya Mendagri RI, Tito Karnavian mendukung kemandirian daerah untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat.

Rakor strategi percepatan investasi industri pengolahan aspal Buton dan penataan IUP ini dibuka dengan resmi oleh Tenaga Ahli Menteri Bidang Informasi dan Teknologi Kemenkomaritim dan Investasi Yohanes Surya.

Dalam sambutannya, Yohanes kembali mengingatkan harapan Bupati Buton kiranya perusahaan-perusahaan daerah bisa ikut serta dalam pemanfaatan aspal Buton sehingga dapat dipertimbangkan dalam penataan ulang IUP di Kabupaten penghasil aspal terbesar di dunia ini.

Ia berharap melalui kgiatan ini akan ada rekomendasi yang dibutuhkan dalam pengembangan aspal Buton ke depan. Peserta Rakor sendiri berasal dari pihak lintas kementerian, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan badan usaha pertambangan Asbuton. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles