SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Dermaga yang terletak di jantung kota Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kondisinya sangat memprihatinkan.
Dermaga yang di bangun tahun 2000-an tersebut terbilang kurang mendapat perhatian pemerintah provinsi maupun Kabupaten Buteng. Mulai dari kondisi atap ruang tunggu penumpang yang ada di bagian ujung dermaga, sampai pada beberapa bagian dermaga yang sudah mulai keropos.
Dermaga yang menjadi lintas penyeberangan antara Buteng dan Bombana (Mawasangka-Kabaena), kerap di gunakan warga untuk menyebrang atau berdagang tersebut minim perhatian.
Fadli (32) warga Mawasangka, turut prihatin dan menyayangkan hal itu. Menurutnya kondisi dermaga satu satunya yang menghubungkan Buteng dan Bombana nyaris tidak pernah di lakukan pemeliharaan oleh dinas terkait.
“Ini mi juga dinas perhubungan tidak pernah mau cek kondisi dermaga. Saya curiga pegawai perhubunagan tidak pernah laporkan kondisia dermaga ini,” ujar Fadli, Minggu (15/03/2020) pagi.
Selain itu, Fadli juga menyoal tentang ruang tunggu penumpang yang ada di ujung dermaga. Kondisinya yang sudah tidak beratap dari beberapa tahun belakangan membuat para penyebrang menjadi risih.
“Coba lihat itu ruang tunggu tidak ada atapnya. Kasian mereka yang tunggu ferry harus panas panasan di pelabuhan kalau menunggu.
Keluhan senada juga di ungkapkan oleh Fauzan (15) warga setempat. Menurutnya pada beberapa bagian dermaga sudah mulai kepos dan itu sangat membahayakan keselamatan masyarakat setempat ataupun pengguna jasa penyebrangan itu.
“Di tempat sandar ferry pertama itu rantai besinya sudah mulai keropos. Kalau lepas itu bisa jatuh dan masyarakat yang ada disitu pasti akan kena dampaknya. Herannya malah dishub malah membangun tempat sandar ferry lain tapi tidak memperbaiki ruang tunggu penumpang sana (sambil menunjuk),” katanya.
Ia berharap, dengan kondisi tersebut dishub Provinsi Sultra maupun Buteng mau melakukan rehabilitasi dermaga seperti pada atap ruang tunggu dan beberapa bagian dermaga yang sudah mulai tidak terurus.
Diketahui, pada tahun 2018, dermaga ferry Mawasangka pernah di lakukan pemeliharaan pada bagian dinding dermaga yang sudah mulai retak retak. Kemudian di tahun 2019 juga dermaga ini memperoleh anggaran dari dishub provinsi untuk peningkatan sarana dan prasaran dermaga (reahabilitasi dermaga) yang di kerjakan oleh CV Bela Anoa yang menelan anggaran Rp 685.000.000.
Namun, untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada pengguna jasa penyeberangan dermaga ini selalu di kebelakangkan.
Hingga berita ini tayang, pemda Buteng melalui dinas perhubungan belum di konfirmasi apakah di tahun 2020 akan ada anggaran rehabilitasi dermaga, khususnya yang ada di kecamatan Mawasangka.(Adm)
Peliput : Arwin