SATULIS.COM, Buton Tengah – Kasus meninggalnya pasien Silfia, bayi 3 bulan asal Matara, Kecamatan Mawasangka menjadi duka tersendiri pemerintah daerah (Pemda) Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ketua DPRD Buteng, Bobi Ertanto, mengatakan tim gugus percepatan pencegahan covid-19 yang di pimpin oleh kepala badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), Muhammad Yusuf, dianggap tidak siap dalam menangani pencegahan pandemi corona.
Hal itu menurut politisi muda asal Talaga Raya, di perkuat dengan belum adanya skenario penanganan pencegahan jika gelombang mudik terjadi pada beberapa hari mendatang seperti Ramadhan dan Idul Fitri.
Padahal menurutnya, bupati Buteng, H Samahuddin beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan statement bahwa Buteng dalam penanganan covid-19 dalam level tanggap darurat.
“Apa yang di sampaikan itu masih retoris, di perparah dengan koordinasi yang mungkin tidak terbangun antara tim di dalam seperti Dinkes, Bappeda, keuangan dan BPBD sendiri,” ucap Bobi yang di temui sore tadi, Jumat (10/04/2020)
Bukti kongkrit di lapangan bahwa mereka tidak saling koordinir satu sama lain, masih kata Bobi, adalah di lihat dari tim yang bekerja pada beberapa Kecamatan yang tersebar se-Buteng.
“Kecamatan Talaga, Lakudo, Mawasangka dan Wamengkoli, Hanya Dinas Kesehatan dan perhubungan yang bergerak. Kalau untuk RSUD kita maklumi mereka ada disana,” katanya.
Lanjut Bobi, terlebih di tambah lagi dengan kabar bahwa Muna sekarang yang terpapar berdasarkan rapied test serologi ada 5 orang dan itu mestinya jadi hitungan oleh tim covid-19 Buteng.
“Memang belum final karena harus di pastikan dulu melalui uji sampel swab Nasofaring (Nof) dari provinsi. Dengan kondisi itu secara geografis Buteng yang kemungkinan rentan terpapar. Sampai saat ini pun belum ada itu ketua tim gugus dari BPBD membuat skenario penanganannya,” bebernya.
Sehingga, jika kita mempertanyakan hal itu menjadi sangat wajar mengingat pandemi ini telah banyak menelan korban jiwa di berbagai negara yang ada di dunia.
“Sepertinya tim ini harus di evaluasi kinerjanya, jangan nanti ada korban yang jatuh baru mau berbuat. Ingat kalau mau santai baiknya keluar saja,” tegasnya.
Untuk di ketahui, bahwa pada saat konferensi pers yang di gelar oleh tim covid-19 Buteng terkait wafatnya seorang bayi asal desa Matara di kantor BPBD, wartawan sempat mempertanyakan data jumlah ODP dan PDP kepada ketua tim covid-19, M. Yusuf.
Saat itu ketua tim yang juga kepala BPBD mengatakan bahwa untuk Buteng, jumlah PDP hanya 1 orang, sementara saat di tanya ODP, M. Yusuf terlihat berusaha untuk mengingat ingat, terus mengatakan jumlahnya sebanyak 98 orang (data yang di tanya pada tanggal 7 April). Namun hal itu coba di luruskan oleh kadis kesehatan, Kasman katanya, totalnya 108 orang. 65 masih ODP dan 43 telah selesai dalam pemantauan. (Adm)
Peliput : Arwin