SATULIS.COM, Baubau – Nenek Wa Eti (85), bertahan hidup dengan kondisi memprihatinkan. Ruang tidurnya menyatu dengan tempat makan, mandi, dan seluruh kebutuhan lainnya.
Sudah bertahun-tahun dia mengalami lumpuh. Tak lagi bisa berjalan akibat mengalami patah kaki sebelah kanan.
Sebelum cedera itu menimpanya, nenek Wa Eti hidup dengan cara mengumpulkan lidi bekas untuk dibuat kembali menjadi sapu lidi, lalu kemudian di jual dengan cara berkeliling ke rumah-rumah.
Hasil itulah yang kemudian dipakai untuk hidup sehari-hari. Pasca mengalami cedera patah kaki, nenek Wa Eti hanya berharap bantuan warga sekitar, yang juga masih hidup pas-pasan.
Mantan bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun mengarahkan tiga anaknya mengunjungi rumah Wa Eti untuk memberikan paket sembako dan sejumlah uang.
Odianov Chaliullah Almondo, Puan Maharani dan Pangeran Kian Santang, bersama anggota DPRD Kota Baubau asal Perindo, Roslina Rahim, mengunjungi rumah Wa Eti, di Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Selasa (19/05/2020).
“Terimakasih, saya sudah tidak bisa berdiri,” singkat Wa Eti.
Beberapa warga sekitar rumah Wa Eti juga ikut diberikan bantuan beras.
Sebelumnya pada hari yang sama, Roslina Rahim dan tiga kemenakannya, juga mengunjungi seorang nenek tuna netra, Wa Ance (60) yang mengalami kebutaan sejak usia 15 tahun.
Seperti halnya nenek Wa Eti, bantuan paket sembako dan sejumlah uang di berikan kepada nenek Wa Ance.
Dalam keterbatasannya terlebih sepeninggal adiknya, Wa Ance yang sudah berumur 60 tahun itu pun sangat jarang mengantongi uang karena tak banyak yang bisa ia lakukan.
“Pernah tidak ada jagung dan tidak ada beras, tidak ada saya makan. Cuma makan garam, malam sudah apar kadang minum air putih saja,” tutur Wa Ance pilu.
Ia yang tinggal sebatang kara di sebuah gubuk papan terkadang mendapatkan uang dari upah mengurut anak tetangga.
Wa Ance mengaku sempat mengalami tak makan selama satu hari lantaran tak memiliki apapun untuk disantap.
Dikatakan oleh Wa Ance bahwa dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti BLT atau PKH walau kondisinya memprihatinkan. Hal itu dikarenakan Wa Ance tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk. (Adm)