SATULIS.COM, Buton Utara – Satgas Covid-19 Buton Utara (Butur) melakukan uji Swab terhadap 21 warga setempat. Mereka yang diambil Swabnya adalah eks penumpang KM Lambelu, KM Dorolonda serta dari cluster Temboro, Magetan.
Pengambilan sampel liur tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Butur. Juru bicara Satgas Covid-19 Butur, dr Muh Ali Badar mengatakan, seyogyanya warga yang akan diambil sampel Swabnya sebanyak 24 orang. Hanya saja, sebanyak tiga orang menolak dilakukan swab.
“Hari ini ada 17 orang di swab, gabungan dari cluster Lambelu, cluster Dorolonda dan cluster Temboro Magetan. Sebenarnya total yang diperiksa 24 orang, tapi yang lainnya berkeras tidak mau di lakukan swab,” beber Muh Ali Badar, Jumat (29/05/2020).
Muh Ali Badar menambahkan, pengambilan Swab sudah dilakukan sebanyak dua kali. Dimana kegiatan pertama dilakukan terhadap 4 orang, berasal dari cluster KM Lambelu.
“Minggu lalu 4 orang kita lakukan pengambilan sampel dari 1 orang cluster Lambelu yang hasil rapidnya reaktif dua kali pemeriksaan beserta 3 keluarga yang kontak erat serumah, juga di periksa,” bebernya.
Dikatakan, sampel swab yang diambil akan segera dikirim ke laboratorium kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari, untuk kemudian diteruskan ke Makassar.
“Lusa akan di kirim ke Makassar untuk pemeriksaan dengan keterbatasan reagen PCR di Kendari. Pemeriksaan sampel Orang Tanpa Gejala (OTG) yang sudah lewat masa karantina akan di periksa di Makassar,” terangnya.
Lanjut Ali Badar, beberapa daerah sudah melakukan pemeriksaan swab dari cluster di atas, dan banyak di temukan positif walaupun pemeriksaannya sudah lewat masa karantina. Bahkan ada yang sudah 2 bulan lebih di periksa, seperti Kabupaten Bombana, Buton Tengah dan Wakatobi.
“Kemungkinan positif hasil swab bisa ada karena virus yang sudah mengalami mutasi sehingga virus masih menetap di tubuh walaupun sudah lewat masa karantina,” bebernya.
Katanya, tujuan pemeriksaan adalah untuk membantu orang dari cluster beresiko di atas memastikan apakah positif covid atau tidak. Sedangkan hasil rapid tes hanya menentukan anti bodi. Bisa jadi non reaktif rapid, tapi hasil swab positif. Demikian sebaliknya, rapid reaktif tapi hasil swab negatif.
Contoh ini kata Muh Aku Badar, telah banyak kasus di temukan. Terpenting bahwa hasil swab sebagai standar diagnosis.
Terakhir Jubir gugus tugas covid-19 Buton Utara menambahkan, hasil swab bisa saja mengalami keterlambatan lantara menunggu antrian dari daerah lain.
“Hasil swab di labkes Makassar paling cepat keluar 1 minggu sejak sampel tiba. keterlambatan bisa karena di pengaruhi reagen yang kurang untuk pemeriksaan sampel, atau sampel yang banyak sehingga harus antrian. jadi kita sabar menunggu hasil pemeriksaan,” bebernya. (Adm)
Peliput : Haslin