SATULIS.COM, BAUBAU – Pembentukan forum komunikasi CSR (Corporate Social Responsibility) Kota Baubau yang digagas Bappeda Kota Baubau, akhirnya resmi terbentuk, Senin (07/10/2019).
“Forum ini jadi wadah kita,” ucap Wali Kota Baubau, AS Tamrin. Diakui, selama ini CSR jalan sendiri-sendiri, kehadiran forum supaya semakin terarah. Menjalin kemitraan, agar lebih transparan dan menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Sudah banyak penghargaan yang kita dapatkan, berkat soliditas komponen masyarakat,” imbuhnya.
Sama dengan wali kota, Kepala Bappeda Baubau, La Ode Aswad mengaku CSR hampir sebagian berjalan walaupun sporadis, namun belum terkoordinir dengan baik. Diharapkan dengan terbentuknya Forum Komunikasi CSR akan terkoordinasi sehingga bisa masuk dalam APBD.
Dikatakan, pertemuan berikutnya akan ada MoU, mendukung pembangunan. Dalam acara tersebut, 23 BUMN atau perusahaan diundang.
Sementara itu, Sekot Baubau, Dr Roni Muhtar MPd menerangkan cikal bakal pembentukan Forum CSR sudah berlangsung sejak dia menjabat Kepala Bappeda. Dia bersyukur sekarang bisa terealisasi.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Bappeda Sultra, Ir. J. Robert, MTP. Dia mengaku Forum Komunikasi CSR merupakan terobosan Pemkot. Forum ini diharapkan memberikan kontribusi pada masyarakat.
“Alternatif pembiayaan pembangunan daerah, diantaranya CSR. Lebih mengarah pada pemberdayaan masyarakat. CSR memberikan daya ungkit yang kuat dari masyarakat. Kesimpulan, CSR akan menjadi program kemitraan yang strategis untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi daerah,” bebernya.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tenggara, Mohammad Fredly Nasution menambahkan kegiatan usaha jangan sampai muncul kesenjangan, makanya dibutuhkan CSR.
Sementara itu, Manajer Komunikasi dan Koordinator Kebijakan BI Sultra, Dedy Prasetyo mengaku Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) ruang lingkupnya antara lain, peningkatan kapasitas ekonomi, SDM, kepedulian sosial (pendidikan, budaya, keagamaan, kesehatan, lingkungan, dan penanganan bencana). Pihaknya sudah menyalurkan beasiswa kepada 102 perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya Unidayan untuk 50 mahasiswa. (adm)