Kamis, November 21, 2024

Bawona Tao, Tradisi Adat Pesta Panen Desa Sri Batara

SATULIS.COM – Desa Sri Batara, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, menggelar pesta panen, Bawona Tao di pelataran balai Desa. Seperti halnya tradisi di Buton, acara pesta adat ini dimeriahkan dengan pajangan kuliner khas Buton yang disajikan dalam talang.

Laporan : Alimuddin Matu (Kominfo Buton)

Bupati Buton, Drs. La Bakri, MSi dan Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, tampak hadir berbaur dengan tokoh adat Sri Batara.

Pesta Panen Bawona Tao digelar masyarakat Desa Sri Batara sebagai ungkapan rasa syukur Kepada Tuhan yang Maha Esa atas keberhasilan panen musim panen tahun ini.

“Selain itu Bawona Tao merupakan ungkapan bahagia masyarakat atas rezeki yang melimpah,” kata tokoh masyarakat Sri Batara, Dasman di pelataran balai Desa Sri Batara, pada acara Bawona Tao, 12 Desember 2019.

Kata Dasmin, sebelum puncak acara Baona Tao digelar, masyarakat adat melaksanakan ritual Petambori, yakni perangkat adat duduk bermusyawarah untuktuk menentukan waktu panen.

Kemudian dilanjutkan dengan ritual Kole-kole yaitu ritual menerawang antara jarak bulan, bintang dan matahari. Ritual ini untuk memastikan turunnya hujan. Setelah itu ritual Timbesi, dilanjutkan dengan Lukani, membakar lahan yang dijadikan sebagai lahan bercocok tanam.

Terakhir, riual Pontasu yakni menanam. Sebagai puncak ritual itu, digelarlah Bawona tao seraya memanjatkan doa-doa pada sang khalik untuk keberhasilan panen berikutnya.

Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi menegaskan pada perangkat Desa Sri Batara untuk menyusun program prioritas sehubungan dengan pelaksanaan pesta panen yang digelar warga.

“Ini pertama kali digelar. Ke depan agar lebih meriah lagi, pemerintah desa dapat memprogram kegiatan ini sehingga masyarakat dapat merasakan kegiatan tersebut,” kata Bupati Buton.

Politisi Golkar ini juga mengatakan, pembangunan di bidang budaya merupakan visi misi Pemkab Buton. Untuk itu pihaknya akan terus membantu warga dalam mengadaan sarana budaya termasuk galampa sebagai tempat pelaksanaan kegiatan budaya.

Baca Juga :  Pemkab Buton Larang Acara Kumpul, Kecuali Pesta Perkawinan. Syaratnya Protokol Covid-19

“Pesta adat seperti ini merupakan perekat social dan silatutahim antara warga dengan pemerintahnya, antara warga dengan tokoh-tokoh adat. Apalagi di abad milenium sekarang ini, kemajuan global begitu pesat. Sehingga kita tidak boleh lupa akan budaya kita sebagai orang Buton,” kata La Bakry.

Dikatakannya, Pemkab Buton akan terus mendukung pelestarian dan pengembangan budaya di seantero Buton.

“Kita harus berpegang pada  melestarikan budaya Buton sebagai warisan leluhur, namun tak boleh mengesampingkan ilmu teknologi,” pungkasnya. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles